Menu

Harga Minyak Melemah, Terimbas Tuduhan Trump Terhadap China

Pandawa

Kekhawatiran terhadap potensi perang dagang baru yang dipicu oleh tudingan trump membuat minat risiko meredup dan menyeret turun harga minyak.

Seputarforex.com - Harga minyak mentah dunia di buka melemah pada perdagangan awal pekan (4/Mei), memangkas kenaikan terbatas pada minggu lalu. Di tengah kekhawatiran investor terhadap risiko pasokan minyak global yang melimpah, gejolak baru muncul dari ulah Presiden AS Donald Trump yang menuding China akan keterlibatannya terhadap pembuatan virus Corona.

Pada saat berita ini ditulis, harga minyak Brent diperdagangkan pada kisaran $25.81 per barel, melemah 3.1 persen dari harga penutupan sesi akhir pekan lalu. Sementara itu, harga minyak WTI (West Texas Intermediate) berada pada kisaran $19.75 per barel, melemah 3.9 persen secara harian.

 

Pernyataan Trump Picu Kecemasan Baru

Harga minyak sebenarnya mendapatkan dukungan yang cukup solid sepanjang pekan lalu, karena ditopang oleh realisasi pemotongan produksi minyak OPEC yang dimulai per awal bulan ini. Sentimen positif juga ditunjang oleh produsen minyak utama AS, Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp, yang memutuskan untuk memotong produksi masing-masing sebesar 400 ribu barel per hari (bph) pada kuartal ini.

Namun, sentimen positif tersebut tidak bertahan lama. Presiden Trump baru-baru ini mengatakan bahwa dirinya mempertimbangkan untuk menaikkan tarif impor barang China, sebagai bentuk pembalasan atas penyebaran Covid-19 yang ia yakini berasal dari laboratorium di kota Wuhan.

Pernyataan Trump terlontar setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa bukti yang mengarah pada dugaan tersebut semakin banyak. Dalam statement terbarunya, Pompeo mengutarakan bahwa para ahli terbaik tampaknya berpikir virus Corona adalah buatan manusia dan tidak ada alasan untuk tidak mempercayai hal itu untuk saat ini.

Tuduhan dan ancaman Trump terhadap China tak pelak menciptakan kecemasan baru di kalangan pelaku pasar. Pasalnya, sikap sembrono Trump diyakini akan mengobarkan kembali perang dagang AS-China yang sebelumnya sudah mereda. Hal ini tentu saja bisa menghambat pemulihan perekonomian global yang sudah menderita akibat pandemi Covid-19.

"Apabila perang dagang AS-China kembali berkobar, maka akan merusak harga minyak secara jangka panjang," kata Stephen Innes, kepala strategi pasar AxiCorp dalam sebuah catatan.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE