Menu

Harga Minyak Melesat Menyusul Kabar Penurunan Persediaan AS

A Muttaqiena

Harga minyak melesat kembali ke level tinggi tahun ini setelah Energy Information Administration (EIA) melaporkan terjadinya penurunan persediaan minyak mentah AS secara tak terduga. Meski demikian, tanda-tanda kebangkitan produksi minyak Kanada pasca kebakaran di Alberta membuat reli tertahan pagi ini (5/12).

Harga minyak melesat kembali ke level tinggi tahun ini setelah Energy Information Administration (EIA) melaporkan terjadinya penurunan persediaan minyak mentah AS secara tak terduga. Meski demikian, tanda-tanda kebangkitan produksi minyak Kanada pasca kebakaran di Alberta membuat reli tertahan pagi ini (5/12).

Di NYMEX, minyak mentah WTI untuk pengiriman bulan Juni diperdagangkan diantara $43.97-$46.34 per barel, tetapi kemudian ditutup naik 3.38% di $46.17 di akhir sesi perdagangan Amerika. Sementara itu di ICE, minyak mentah Brent untuk pengiriman bulan Juli mengambang diantara $44.81-$47.75 per barel, namun setelah itu menyentuh puncak harga tertinggi tahun ini pada $48.50. Kedua harga acuan minyak berjangka tersebut telah meningkat lebih dari 10 persen sejak bubarnya diskusi terkait pembekuan produksi minyak pada pertengahan April.

 

Penurunan Tak Terduga

EIA yang merupakan bagian dari Departemen Energi AS melaporkan dalam Weekly Petroleum Status Report bahwa persediaan minyak mentah komersil AS menurun sebanyak 3.4 juta barel dalam waktu sepekan yang berakhir tanggal 6 Mei. Selain itu, persediaan gasolin pun berkurang sebanyak 1.2 juta barel dan persediaan hasil distilasi menyusut 1.6 juta barel dalam periode yang sama.

Penurunan tersebut berlawanan dengan ekspektasi akan terjadinya peningkatan persediaan dalam jumlah besar setelah laporan Genscape dan API yang dirilis lebih awal pekan ini menyebutkan penambahan yang cukup signifikan. Sejumlah analis yang diwawancarai Reuters menghubungkan penurunan tak terduga dalam laporan EIA dengan kebakaran di Kanada, karena nyaris seluruh minyak yang diambil disana memang ditujukan untuk pengiriman ke Amerika Serikat, sehingga terhentinya produksi akibat kebakaran hebat tentunya berdampak pada penurunan minyak yang masuk ke persediaan.

Di samping itu, produksi AS juga diberitakan menurun sebanyak 23,000 hingga tersisa 8.802 juta bph saja. Ini merupakan level terendah produksi AS dalam 18 bulan sekaligus penurunannya untuk ke-12 kali berturut-turut.

 

Namun demikian, saat berita ini diangkat, Brent telah sedikit melandai di kisaran $47.40 dan WTI di sekitar $46 per barel. Terlepas dari penurunan inventori minyak mentah di AS, oversupply minyak dunia sejatinya masih berlanjut. Apalagi, dengan kembali produktifnya Kanada, maka ke depan diperkirakan inventori akan kembali meningkat seperti sebelumnya. Tercatat hari ini Enbridge Inc dan Royal Dutch Shell Plc telah memulai kembali aktivitas di kawasan eks-kebakaran, sedangkan yang lain akan mendatangkan kembali karyawan yang sebelumnya diungsikan. Di mata beberapa pelaku pasar, lonjakan harga hari Rabu bisa jadi dianggap berlebihan, sehingga memicu take profit hari ini.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE