Menu

Inflasi Konsumen China Menanjak, PPI Masih Tinggi

Pandawa

CPI China meningkat karena kenaikan harga barang non-makanan. Sementara itu, PPI tetap berada dekat rekor tertinggi meski sedikit melandai.

Seputarforex - Pada hari Senin (11/April), Biro Statistik Nasional China merilis data inflasi konsumen (CPI) yang meningkat 1.5 persen secara tahunan (Year-over-Year) pada bulan Maret. Angka ini meningkat cukup signifikan dari bulan sebelumnya, dan melampaui ekspektasi ekonom untuk kenaikan 1.2 persen.

Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, trend inflasi konsumen China saat ini sudah jauh melandai. Pasalnya, stok daging babi yang sebelumnya sangat terbatas karena wabah demam babi afrika sekarang telah kembali normal. Kondisi inilah yang mendasari penurunan harga daging babi sebesar 41.4 persen secara tahunan pada bulan Maret. Akibatnya, tak heran jika harga makanan turun hingga 1.5 persen.

Di sisi lain, harga barang non-makanan melejit 2.2 persen. Berbahai bahan pokok juga mengalami kenaikan seperti tepung (+1.7 persen), minyak nabati (+0.6 persen), sayuran segar (+0.4 persen), dan telur (+0.3 persen). Kenaikan harga bahan pokok lebih disebabkan oleh peningkatan harga komoditas gandum, jagung, dan kedelai di pasar internasional.

Inflasi inti (Core Inflation) yang tidak memasukkan kategori harga makanan dan energi tercatat naik 1.1 persen secara tahunan pada bulan Maret, tidak berubah dari kenaikan pada bulan sebelumnya. Inflasi inti merupakan data yang begitu dicermati oleh pembuat kebijakan karena tidak memperhitungkan harga makanan dan energi yang cenderung fluktuatif, sehingga lebih menggambarkan kondisi perekonomian.

Secara terpisah, data inflasi produsen (PPI) yang juga dirilis pagi ini menunjukkan peningkatan 8.3 persen dari tahun sebelumnya. Meski sedikit melandai dibandingkan kenaikan 8.8 persen pada bulan Februari, namun secara historis, PPI China masih berada di dekat level tertinggi multi-tahunan. Inflasi produsen China yang masih terlampau tinggi disebabkan oleh gangguan rantai pasokan dan distribusi yang disebabkan oleh pandemi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE