Menu

Jelang FOMC, Krisis Ukraina Memperkuat Dolar AS

A Muttaqiena

Krisis Ukraina menandai potensi konflik militer di benua Eropa. Akibatnya, mata uang safe haven dolar AS dan yen Jepang menguat.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) melambung sejak kemarin dan terus mendaki ke atas ambang 96.00 dalam perdagangan hari ini (25/Januari). Sementara pelaku pasar menantikan rapat FOMC yang akan dimulai nanti malam, ketegangan di perbatasan Ukraina menyita perhatian dunia. Potensi konflik militer mengakibatkan EUR/USD terpuruk pada kisaran 1.1300, sedangkan mata uang safe haven USD dan JPY justru menguat.

Perhatian publik terhadap krisis Ukraina awalnya mengemuka ketika Gedung Putih pekan lalu mengungkapkan kekhawatiran terhadap peningkatan jumlah pasukan Rusia yang siaga di perbatasan Ukraina. Pasar awalnya mengabaikan kabar tersebut, tetapi tensi lambat laun meninggi.

Presiden AS Joe Biden menghimbau agar keluarga diplomat segera meninggalkan Ukraina, sekaligus mempertimbangkan pengiriman tentara AS untuk mengimbangi ancaman serangan Rusia. NATO bahkan segera menyiapkan tentara serta menambah armada dan jet tempur ke Eropa Timur di tengah kecaman Rusia.

Francesco Pesole dari ING Bank mengatakan bahwa krisis ini dapat mendorong Moskow untuk membatasi pasokan energi ke Eropa. Akibatnya, premi risiko euro meningkat.

George Vessey, pakar strategi mata uang di Western Union, juga mengungkapkan, "Aset-aset berisiko mundur karena para investor mencari pertaruhan yang lebih aman pada safe haven tradisional seperti yen Jepang dan emas yang saat ini berada dekat rekor tertinggi 2 bulan. Bersama dengan kekhawatiran terhadap The Fed, peningkatan ketegangan di Ukraina dan kekhawatiran terhadap invasi Rusia telah menambah nuansa 'risk-off'."

Situasi ini menimbulkan dampak luas dalam waktu singkat di pasar forex. Comdoll tumbang, demikian pula pound sterling dan euro. Apalagi pasar tengah menantikan pengumuman hasil rapat FOMC mendatang yang kemungkinan memuat topik krusial seperti "Fed rate hike" dan Quantitative Tightening .

Pasar sudah sepenuhnya memperhitungkan kenaikan suku bunga The Fed pertama pada Maret 2022, disusul dengan tiga kali kenaikan lagi hingga akhir tahun. Dolar AS berpotensi makin tangguh jika The Fed menaikkan suku bunga lebih cepat. Namun, greenback juga berisiko terpukul jika The Fed mengisyaratkan akan mensubstitusi kenaikan suku bunga dengan Quantitative Tightening.

"Alasan bagi The Fed yang berpotensi menindaklanjuti kenaikan suku bunga Maret sebelum pertemuan Juni -bahkan pada awal April- adalah sangat menarik, dan ada risiko bahwa pasar masih harus menilai ulang (total kenaikan suku bunga The Fed 2022 -red)," kata Ray Attrill, kepala strategi FX di National Australia Bank, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "Risiko geopolitik hanya menambahkan satu lapisan baru untuk mendukung safe haven."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE