Menu

Kuwait Pangkas Produksi Lebih Awal, Minyak Naik Terbatas

Pandawa

Kebijakan pemangkasan produksi hingga 9.7 bph sedianya berlaku mulai Mei mendatang. Namun, Kuwait mengambil inisiatif untuk melakukannya dari sekarang.

Seputarforex.com - Harga minyak berupaya melanjutkan rebound pada perdagangan hari Jumat (24/April), karena didukung oleh sentimen positif dari komitmen salah satu anggota OPEC Plus untuk memangkas produksi. Harga minyak WTI (West Texas Intermediate) saat ini berada pada kisaran $14.88 per barel, sementara harga minyak Brent berada di level $22.6 per barel.

Meski sama-sama melanjutkan kenaikan dari hari sebelumnya, baik minyak WTI maupun Brent sejatinya belum lepas dari trend penurunan yang menekan harga hingga ke level terendah historis. Kondisi ini mencerminkan bahwa bayang-bayang bearish masih begitu dominan dan pasar energi belum menemukan pijakan kokoh untuk reli secara signifikan.

 

Kuwait Tak Ingin Tunggu Hingga Mei

Merespon kesepakatan OPEC Plus untuk memotong produksi minyak sebesar 9.7 juta barel minyak per hari (bph) pada bulan Mei mendatang, Kuwait memutuskan untuk bergerak cepat dalam memangkas produksi, guna mengimbangi anjloknya permintaan global dalam beberapa bulan terakhir. Sebagai informasi, Kuwait adalah produsen minyak terbesar keempat di tubuh OPEC, persis di belakang Arab Saudi, Irak, dan Uni Emirat Arab. Per Maret 2020, negara ini menghasilkan output hingga 2.84 juta bph, naik 170,000 bph dari bulan sebelumnya.

Menurut laporan kantor berita Kuwait, KUNA, produsen-produsen di Kuwait akan segera memangkas output minyak sebelum dimulainya waktu pemangkasan produksi yang telah disepakati secara resmi, yakni pada 1 Mei mendatang. Urgensi pemangkasan produksi minyak didorong oleh lemahnya kondisi ekonomi global saat ini, yang diprediksi akan terus berlangsung hingga beberapa bulan mendatang. Outlook suram seperti itu jelas membuat proyeksi permintaan minyak tak bergairah.

"Gangguan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 telah memukul GDP global menuju kondisi paling parah semenjak Perang Dunia II... Setelah virus mereda, maka dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi perekonomian dunia untuk pulih seperti sediakala," kata Capital Economics dalam sebuah catatan. Ia merujuk pada prediksi perekonomian global yang mengungkapkan peluang kontraksi hingga 5.5 persen pada tahun ini, lebih buruk ketimbang kontraksi 0.5 persen pada forecast sebelumnya.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE