Menu

Optimisme Pasar Topang Reli Harga Minyak

Pandawa

Harga minyak melanjutkan trend bullish, didukung oleh positifnya hasil survei belanja online konsumen AS selama musim liburan akhir tahun.

Pada perdagangan hari Jumat (27/Desember), harga minyak kembali melanjutkan trend positif hingga menyentuh level tertinggi tiga bulan atau sejak pertengahan September. Reli harga emas hitam ini seolah tidak terbendung dalam beberapa pekan terakhir, karena terdongkrak oleh optimisme pelaku pasar terhadap kondisi perekonomian global tahun 2020 mendatang.

Pada saat berita ini ditulis, minyak mentah Brent diperdagangkan pada harga $67.99 per barel, menguat 0.08 persen secara harian. Di samping itu, Brent Oil juga telah melonjak 2.42 persen sejak awal pekan dan menorehkan kenaikan 8.54 persen sepanjang bulan Desember. Sementara itu, harga minyak WTI (West Texas Intermediate) saat ini diperdagangkan pada kisaran $61.86 per barel.

Secara lebih spesifik, reli harga minyak mentah pada pekan terakhir 2019 ditopang oleh rilis data penjualan online AS selama liburan. Laporan tersebut mencatatkan rekor sekaligus melewati ekspektasi pasar. Hal inilah yang mengangkat tumbuhnya optimisme pelaku pasar terhadap naiknya prospek permintaan.

"Konsumen AS menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka membelanjakan cukup banyak uang di sepanjang liburan Natal dan akhir tahun. Hal ini menjadi katalis positif bagi harga minyak," kata Stephen Innes, Kepala Strategi Pasar AxiTrader.

 

Prospek Damai Dagang AS-China Sokong Harga Minyak

Selain karena peluang peningkatan konsumsi, reli harga minyak dalam beberapa pekan terakhir sebagian besar didukung oleh katalis mayor seperti kesepakatan dagang AS-China. Pasar menyakini kedua belah pihak akan segera meneken kesepakatan dagang fase pertama di awal Januari 2020 mendatang.

Secara teknis, perang dagang antara kedua negara adidaya tersebut belum selesai. Namun setidaknya, penyelesaian deal fase pertama bisa menjadi langkah awal sebelum menuju perundingan fase selanjutnya. Kesepakatan dagang fase pertama juga diyakini mampu sedikit memulihkan rantai pasokan perdagangan global yang sejak tahun 2018 terhambat oleh kenaikan tarif impor.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE