Menu

Pandemi Berlanjut, Belanja Masyarakat Jepang Melambat

Pandawa

Penerapan pembatasan sosial yang dilakukan oleh pemerintah Jepang meredupkan optimisme konsumen dalam membelanjakan uang mereka.

Seputarforex - Pada hari Selasa (06/Juli), Biro Statistik Jepang merilis data Household Spending yang turun 2.1 persen secara bulanan di bulan Mei. Angka belanja masyarakat ini lebih baik dari ekspektasi penurunan hingga 3.7 persen, tetapi merosot dari perolehan bulan sebelumnya yang membukukan kenaikan 0.1 persen.

Dalam basis tahunan, Household Spending Jepang naik 11.6 persen di bulan Mei, lebih baik dari forecast kenaikan 10.9 persen, namun lebih rendah dari laju pertumbuhan 13.0 persen yang tercapai di bulan April. Kenaikan tersebut lebih dipengaruhi oleh pemulihan teknis pasca penurunan tajam yang terjadi tahun lalu.

Pengeluaran konsumen untuk barang otomotif dan teknologi menjadi yang paling dominan dalam perhitungan aktivitas belanja masyarakat kali ini. Meski demikian, laju pertumbuhan pengeluaran terus melambat dalam beberapa bulan terakhir karena gelombang baru virus Corona yang membebani optimisme.

"Akan sulit bagi (aktivitas) belanja Jepang untuk pulih jika pembatasan aktivitas ekonomi tidak dicabut sepenuhnya… sementara distribusi vaksin berjalan lebih lambat dari ekspektasi, sehingga diperkirakan dampak positif bagi ekonomi tidak akan terlihat setidaknya hingga bulan September atau lebih lama dari itu," kata Takumi Tsunoda, ekonom senior Shinkin Central Bank Research Institute.

Mengenai prospek Household Spending bulan Juni, Tsunoda mengatakan bahwa laju pertumbuhan kemungkinan tetap lemah di tengah penjualan mobil yang melambat akibat kelangkaan pasokan bahan semi-konduktor.

 

USD/JPY Lanjut Melemah

Secara garis besar, data Household Spending Jepang pagi ini cukup mengecewakan. Akan tetapi, pergerakan mata uang Yen terhadap Dolar AS pagi ini tidak dipengaruhi oleh rilis data tersebut. Pair USD/JPY bergerak di kisaran 110.83, melemah 0.1 persen dari harga Open harian. Pelemahan Dolar AS lebih disebabkan oleh mencuatnya pandangan bahwa The Fed bakal menunda tapering dan rate hike selama tingkat pengangguran AS masih tinggi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE