Menu

PPI China Melonjak, Inflasi Konsumen Masih Negatif

Pandawa

Inflasi produsen China naik cukup signifikan di bulan Februari karena kenaikan harga bahan baku dan biaya produksi. Namun, inflasi konsumen masih lemah akibat penurunan harga makanan dan non-makanan.

Seputarforex - Pada hari Rabu (10/Maret), Biro Statistik Nasional China mempublikasikan data inflasi di tingkat produsen (PPI) yang meningkat sebesar 1.7 persen secara tahunan di bulan Februari. Angka ini berada di atas ekspektasi kenaikan 1.5 persen dan melonjak tajam dari periode sebelumnya.

Kenaikan data PPI dalam dua bulan terakhir dipicu oleh semakin mahalnya biaya bahan baku dan produksi. Harga alat-alat produksi naik dari 2.3 persen di bulan Februari, 1.8 persen lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, biaya peleburan logam besi dan proses penggulungan naik 14.1 persen, biaya peleburan dan pemrosesan penggilingan logam non-besi naik 12.1 persen, begitu juga dengan biaya penambangan dan pencucian batu bara yang meningkat hingga 10.9 persen. Disamping itu, biaya di sektor bahan baku kimia dan produk kimia juga naik 4.0 persen.

 

Inflasi Konsumen Masih Lemah

Dalam rilis terpisah, data inflasi konsumen (CPI) China justru dilaporkan turun 0.2 persen secara tahunan di bulan Februari. Meskipun demikian, angka ini sedikit lebih baik dari data bulan sebelumnya, dan mengungguli ekspektasi ekonom yang memperkirakan penurunan hingga 0.4 persen.


Dalam basis bulanan, inflasi konsumen China tercatat naik 0.6 persen di bulan Februari. Angka ini sejatinya lebih rendah dari pencapaian bulan Januari, tetapi lebih baik dari ekspektasi ekonom yang memprediksi kenaikan di 0.4 persen saja.

Lemahnya data inflasi konsumen disebabkan oleh pelemahan harga bahan makanan seperti daging babi yang mengalami penurunan cukup signifikan. Kondisi serupa juga terjadi pada harga non makanan yang melemah 0.08 persen dalam basis tahunan.

Meski infllasi tahunan di tingkat konsumen masih minus, pasar optimis jika trend akan kembali positif pada bulan-bulan mendatang. Hal ini sehubungan dengan kembalinya permintaan di tengah pemulihan ekonomi China dari dampak pandemi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE