Menu

Proyeksi Ekonomi China Kian Melambat, Harga Minyak Turun

Pandawa

Harga minyak melemah karena keputusan sejumlah bank dunia untuk memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China 2023.

Seputarforex - Harga minyak dunia melemah pada perdagangan awal pekan (19/Juni). Minyak Brent merosot 0.83 persen pada kisaran $75.63 per barel, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) berada di kisaran $71.08 per barel atau melemah 0.73 persen.

Sejumlah bank besar dunia baru-baru ini telah memangkas perkiraan ekonomi (GDP) China di tahun 2023, dari yang semula 5.5%-6.3% menjadi 5.1%-5.7% saja. Hal ini sehubungan dengan rilis serangkaian data ekonomi di bulan Mei yang menunjukkan China semakin kehilangan momentum pada pertengahan kuartal kedua. Padahal, perekonomian sempat berakselerasi di awal tahun setelah pencabutan kebijakan COVID.

Nomura, UBS, Standard Chartered, Bank of America, dan JPMorgan adalah bank-bank mayor yang kompak menurunkan proyeksi pertumbuhan China. Belakangan, Goldman Sachs juga menyusul dengan menurunkan estimasi dari 6% menjadi 5.4%.

Menurut sumber terpercaya Reuters, China kemungkinan akan menggelontorkan lebih banyak stimulus untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi yang terus melambat. Beberapa analis melihat stimulus yang dikeluarkan Beijing akan ditargetkan pada permintaan di sektor konsumen dan swasta.

 

Harga Minyak Masih Didukung Sejumlah Faktor

Pengaruh prospek perlambatan China terhadap harga minyak diperkirakan tidak bertahan lama. Beberapa faktor seperti penurunan pasokan minyak masih menopang pergerakan harga.

Menurut perusahaan energi Baker Hughes, jumlah kilang minyak AS turun 8 menjadi 687 pada perhitungan hingga 16 Juni. Ini merupakan level terendah sejak April 2022. Selain itu, Arab Saudi masih berencana memangkas output pada bulan Juli mendatang. Apabila rencana Saudi terealisasi, maka pasokan minyak akan semakin ketat setelah OPEC+ memotong produksi 1.6 juta bph per bulan Mei.

Tak hanya itu, permintaan minyak AS berangsur meningkat dalam menyambut liburan musim panas.

"Muncul tanda-tanda kenaikan permintaan minyak seiring dengan banyaknya perjalanan yang dilakukan warga AS menjelang puncak liburan musim panas. Data terbaru menunjukkan permintaan bensin AS meningkat menjadi 9.24 juta bph pada pekan lalu yang merupakan level tertinggi sejak Desember 2021," kata ANZ dalam sebuah catatan.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE