Menu

Retail Sales Dan Produksi Industri China Kompak Melemah

Pandawa

Biro Stastistik Nasional China merilis sejumlah data ekonomi yang mengindikasikan pemulihan ekonomi semakin terhambat di awal kuartal III/2023.

Seputarforex - Pada hari Selasa (15/Agustus), Retail Sales China periode Juli 2023 dilaporkan turun dari 3.1 persen ke 2.5 persen secara tahunan (Year-over-Year). Angka ini di bawah ekspektasin kenaikan 4.5 persen.

Secara detail, penurunan penjualan terjadi di banyak sektor. Beberapa diantaranya adalah tembakau dan alkohol (dari 9.6 persen ke 7.2 persen, pakaian, sepatu, dan tekstil (dari 6.9 persen ke 2.3%), furnitur (dari 1.2 persen ke 0.1 persen), hingga alar komunikasi (dari 6.6 persen ke 3.0 persen). Penjualan di sejumlah barang bahkan ambles ke level minus, termasuk komestik (dari 4.8 persen ke -4.1 persen), perhiasan (dari 7.8 persen ke -10.0 persen), serta alat rumah tangga (dari 4.5 persen ke -5.5 persen).

Perlambatan yang terjadi pada belanja ritel China bulan lalu mencerminkan melemahnya permintaan domestik. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena data Retail Sales berkontribusi lebih dari setengah perekonomian China.

Sementara itu, data Industrial Production hanya meningkat 3.7 persen YoY, lebih rendah ketimbang proyeksi kenaikan 4.4 persen dan tidak beranjak dari pertumbuhan bulan Juni. Kondisi ini sejalan dengan penurunan aktivitas manufaktur yang berkontraksi. Ekspansi sektor jasa China pun terus merosot dalam beberapa bulan terakhir.

Lebih jauh, data Investasi Aset Tetap (Fixed Asset Investment) China turun secara mengejutkan. Data yang mengukur aktivitas konstruksi, pertambangan, belanja modal, dan bisnis ini merosot dari 3.8 persen menjadi 3.4 persen secara tahunan. Hasil tersebut atau lebih buruk dari konsensus ekonom yang memperkirakan kenaikan 3.8 persen.

Dalam beberapa bulan terakhir, Fixed Asset Investment China memang terus mengalami penurunan yang cukup signifikan. Bahkan, sektor investasi properti China merosot hingga 8.5 persen dalam tujuh edisi data tahunan. Spekulasi gagal bayar obligasi oleh sejumlah perusahaan properti China semakin memperburuk sentimen pasar untuk sektor ini.

Sejumlah analis menyakini jika pemerintah China dalam waktu dekat akan meluncurkan paket stimulus besar-besaran. Tujuannya tak lain adalah untuk menggenjot kembali pemulihan ekonomi yang mandek sejak awal kuartal kedua tahun ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE