Menu

Retail Sales Jepang Masih Negatif, USD/JPY Stabil Nantikan BoJ

Pandawa

Penjualan ritel Jepang masih lemah karena konsumen membatasi pengeluaran di tengah tingginya ketidakpastian akibat pandemi. USD/JPY terpantau stabil jelang pengumuman kebijakan moneter BoJ.

Seputarforex - Pada hari Kamis (28/Oktober), kantor Kabinet Jepang merilis data penjualan ritel yang merosot 0.6 persen secara tahunan (Year-over-Year) pada bulan September. Angka ini lebih baik ketimbang ekspektasi penurunan 2.3 persen, dan sedikit meningkat dari kemerosotan bulan sebelumnya yang mencapai -3.2 persen.

Dalam basis bulanan (Month-over-Month), data Retail Sales Jepang masih mengalami pertumbuhan moderat sebesar 2.7 persen pada bulan September. Angka ini terbilang positif karena berhasil pulih dari pencapaian periode sebelumnya yang anjlok hingga 4.0 persen.

Performa penjualan ritel dala beberapa bulan terakhir dipengaruhi oleh sikap hati-hati konsumen terhadap dampak pandemi COVID-19. Sebagian besar rumah tangga Jepang hingga saat ini cenderung membatasi pengeluaran mereka di tengah ketidakpastian yang masih menggelayuti perekonomian Jepang. Menyikapi kelesuan sektor konsumsi tersebut, sebagian besar analis memperkirakan GDP Jepang akan melambat pada kuartal ketiga tahun ini.

 

USD/JPY Bergerak Stabil

Rilis data penjualan ritel Jepang pagi ini tidak banyak membantu pergerakan Yen melawan Dolar AS. Pair USD/JPY terpantau stabil dan berada pada kisaran 113.76 saat berita ditulis. Secara garis besar, pair ini masih bertahan di kisaran tertinggi 3 tahun.

Perhatian investor selanjutnya tertuju pada pengumuman kebijakan moneter BoJ beberapa saat lagi. Bank sentral Jepang tersebut diperkirakan tetap mempertahankan kebijakan sebelumnya, mengacu pada outlook inflasi yang kemungkinan tetap berada di bawah target 2 persen untuk setidaknya dua tahun lagi.

Sebagian besar analis berpendapat bahwa BoJ tidak mau terburu-buru melakukan penyesuaian kebijakan moneter saat PPI Jepang melambung di level tertinggi 13 tahun. Pasalnya, kenaikan inflasi di tingkat produsen tidak dapat diteruskan di tingkat konsumen karena rapuhnya sektor konsumsi Jepang.

"Dengan pendapatan yang hampir tidak meningkat, maka rumah tangga Jepang tidak punya pilihan selain melakukan penghematan saat inflasi perlahan-lahan meningkat," kata Hideo Kumano, kepala ekonom di Dai-ichi Life Research Institute.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE