Menu

Risk-off Makin Marak, Reli USD Mulai Letih

A Muttaqiena

Reli dolar AS selanjutnya kemungkinan akan terkoreksi sejenak jika komoditas melonjak dan yield obligasi AS tidak mencetak rekor tinggi baru lagi.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) tembus ke level 92.69 dalam perdagangan hari ini (25/Maret), lagi-lagi mencetak rekor tertinggi baru dalam empat bulan terakhir. Sentimen risk-off masih melanda pasar global, sehingga aset-aset safe haven seperti greenback lebih banyak dicari ketimbang saham dan aset berisiko lebih tinggi lainnya. Namun, reli USD selanjutnya kemungkinan akan terkoreksi sejenak jika komoditas melonjak dan yield obligasi AS tidak mencetak rekor tinggi baru lagi.

Gelombang ketiga COVID-19 dan arus lockdown anyar di benua Eropa menjadi pusat perhatian baru bagi pelaku pasar. Jerman sudah membatalkan rencana pemberlakuan lockdown ketat selama masa libur Paskah, tetapi tetap gagal memulihkan keyakinan pasar pada kawasan ini. Maju-mundur kebijakan justru meningkatkan ketidakpuasan pada penanganan pandemi oleh pemerintah setempat.

"Titik lemah di Eropa masih seputar distribusi vaksin di tengah peningkatan kasus virus baru dan pengetatan pembatasan... yang berarti akselerasi lamban di kuartal kedua kemungkinan harus ditunda satu kuartal," tulis Tapas Strickland dari National Australian Bank dalam sebuah catatan untuk klien yang dikutip oleh Reuters, "Narasi AS mengungguli Eropa dalam kuartal mendatang masih berlanjut."

Kemelut pandemi Eropa beserta isyarat kenaikan pajak AS dan eskalasi ketegangan diplomatik China, kompak mendorong sentimen risk-off saat ini. Namun, reli USD tampaknya mulai kehabisan momentum lantaran rebound pada mata uang komoditas. AUD/USD terpantau menguat sekitar 0.25 persen hingga awal sesi Eropa, sementara Kiwi dan Loonie masing-masing menguat sekitar 0.1 persen.

Yield obligasi AS yang selama ini berkontribusi mendorong apresiasi USD, juga terpantau lebih stabil. Yield obligasi US Treasury 10Y terpantau mengambang pada kisaran 1.62 persen, atau masih di bawah rekor tertinggi 1.75 persen yang tercapai pekan lalu.

"Yield Treasury berjangka waktu panjang lebih rendah dibanding levelnya pekan lalu, dan itu adalah suatu faktor yang sangat besar bagi perbaikan sentimen pasar," ungkap Minori Uchida, kepala analis mata uang di MUFG Bank, "Walaupun yield 1.6 atau 1.7 persen (kalau tidak naik lebih tinggi lagi -red), itu tidak cukup untuk mendorong dolar secara terus-menerus."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE