Menu

Rusia Kena Sanksi, Euro Kalem dan Minyak Perkasa

A Muttaqiena

Barat dan Jepang menjatuhkan sanksi baru bagi Rusia sebagai balasan atas keputusan Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis Ukraina.

Seputarforex - Euro bertahan pada kisaran 1.1325 terhadap dolar AS dalam perdagangan sesi Asia hari Rabu ini (23/Februari), tetapi krisis Ukraina semakin kritis. Negara-negara Barat dan Jepang menjatuhkan sanksi baru bagi Rusia sebagai balasan atas keputusan Putin untuk mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis Ukraina . Sementara itu, rencana pertemuan Menteri Luar Negeri AS dan Rusia dibatalkan.

Grafik EUR/USD Daily via TradingView

 

Permulaan Dari Invasi Rusia?

Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Australia, Kanada, dan Jepang tadi malam mengumumkan sanksi yang diterapkan atas perbankan dan elite Rusia. Jerman juga mensuspensi proyek jalur pipa Nord Stream 2 bernilai USD11 miliar yang dirintis oleh BUMN Migas Rusia, Gazprom.

Pemantauan satelit menunjukkan peningkatan jumlah pasukan dan amunisi yang cukup signifikan di Rusia Barat, sekaligus lebih dari 100 kendaraan di sebuah bandara kecil di Belarus selatan yang berbatasan dengan Ukraina. Eskalasi situasi ini membuat Menlu AS Antony Blinken dan Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian membatalkan rencana rapat terpisah dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov.

"Sederhananya, Rusia baru saja mengumumkan bahwa mereka mencuil sejumlah besar wilayah Ukraina," kata Presiden AS Joe Biden pada hari Selasa, "Ini adalah permulaan dari invasi Rusia."

Biden mengumumkan rencana untuk memperkuat pengamanan militer sejumlah negara di sekitar titik konflik Rusia-Ukraina, yaitu Estonia, Latvia, dan Lithuania. Diantaranya dengan mendistribusikan 800 tentara infanteri dan 8 jet tempur F-35 ke lokasi-lokasi di sayap timur NATO.

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengklaim Putin tidak menonton pidato Biden dan Rusia akan melihat langkah-langkah yang diambil AS sebelum memberikan tanggapan. Putin selalu terbuka menyambut diskusi untuk solusi diplomatik, tetapi "kepentingan Rusia dan keamanan warga kami adalah tidak bersyarat bagi kami."

 

Krisis Energi Eropa Bakal Makin Parah

Kabar penghentian proyek pipa Nord Stream 2 menjadi sorotan utama diantara semua sanksi yang dijatuhkan atas Rusia. Pasalnya, langkah ini justru berpotensi memperparah krisis energi di benua Eropa yang telah berlangsung sekitar lima bulan terakhir.

Proyek pipa Nord Stream 2 sebelumnya disiapkan untuk menanggulangi masalah kelangkaan pasokan dan lonjakan harga gas Eropa. Sejumlah negara, khususnya AS, menolak proyek tersebut karena dapat meningkatkan ketergantungan Eropa atas pasokan energi dari Rusia. Namun, suspensi proyek di tengah lonjakan harga saat ini dapat semakin mempersulit kocek warga Eropa. Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, bahkan memeringatkan bahwa harga gas di Eropa bakal meningkat lagi dalam jangka pendek.

Saat berita ditulis, harga minyak mentah tipe Brent dan WTI masing-masing mempertahankan posisi tertinggi multi-tahun pada kisaran USD97.05 dan USD93.72 per barel. Pergolakan tak terlampau tajam karena sanksi ini telah diperhitungkan sebelumnya. Pelaku pasar juga agaknya masih menantikan perkembangan lebih lanjut dari krisis Ukraina, khususnya terkait potensi pecahnya perang frontal.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE