Menu

Sentimen Konsumen Australia Turun Dari Puncak 10 Tahun

Pandawa

Penurunan sentimen konsumen Australia dipicu oleh kondisi perekonomian yang tidak sebaik ekspektasi meski RBA telah mengucurkan stimulus masif. AUD/USD masih stabil pasca rilis data ini.

Seputarforex - Pada hari Rabu (19/Mei), Biro Statistik Australia mempublikasikan data sentimen konsumen yang turun dari 118.8 menjadi 113.1 di bulan Mei. Setelah menduduki level tertinggi 10 tahun pada bulan sebelumnya, sentimen konsumen Australia hingga 4.8 karena kekecewaan masyarakat terhadap kondisi perekonomian yang kurang meyakinkan di tengah kucuran stimulus masif Bank Sentral Australia (RBA).

Menurut Westpac, sentimen konsumen meredup pasca ekspektasi yang berlebihan terhadap prospek pemulihan ekonomi dari dampak pandemi. Badan yang melakukan survei terhadap responden untuk menghimpun data sentimen konsumen tersebut menyatakan jika penurunan tampak pada seluruh sub-indeks.

Sentimen untuk kondisi finansial saat ini turun dari 103.5 menjadi 97.9, begitu pula dengan sub-indeks kondisi finansial untuk 12 bulan ke depan yang mengalami melemah dari 117.6 menjadi 109.5. Sub-indeks prospek ekonomi 12 untuk bulan ke depan pun turun dari 125.5 menjadi 121.1, diikuti oleh prospek ekonomi untuk 5 tahun ke depan yang terperosok dari 123.8 menjadi 115.6.

 

AUD/USD Masih Mempertahankan Reli

Rilis data Sentimen Konsumen Australia pagi ini tidak banyak memberikan tekanan pada pergerakan Dolar Australia versus Dolar AS. Pair AUD/USD saat ini diperdagangkan pada kisaran 0.7792, naik 0.01 persen dari harga Open harian.

Secara garis besar, Dolar Australia masih diuntungkan oleh pelemahan USD yang sejak beberapa hari terakhir mengalami tekanan jual. Namun, analis mengatakan bahwa aksi jual terhadap Dolar AS mulai berkurang karena perhatian investor saat ini sedang tertuju pada rilis data inflasi Inggris dan Eropa. Disamping itu, pelaku pasar juga akan mencermati Notulen The Fed yang akan diumumkan pada hari Kamis dini hari esok untuk mencari petunjuk mengenai prospek kenaikan suku bunga AS.

"Saya paling khawatir terhadap kekuatan relatif dari inflasi… Rilis harga konsumen AS baru-baru ini cukup tinggi dan jika inflasi Inggris dan Uni Eropa nanti tetap berada d ibawah level AS, maka aksi jual Dolar AS tidak akan bertahan lama," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi mata uang Mizuho Securities di Tokyo.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE