Menu

Setelah Anjlok 6 Persen, Harga Minyak Masih Goyah

Pandawa

Harga minyak terlihat rapuh di tengah kekhawatiran pasar terhadap risiko perlambatan ekonomi global. Namun, pengetatan pasokan menahan harga minyak tidak merosot terlalu dalam.

Seputarforex - Harga minyak mentah dunia terlihat goyah sepanjang sesi Asia pada perdagangan awal pekan (20/Juni) karena dibayangi risiko perlambatan ekonomi global. Meski demikian, harga minyak masih ditopang oleh semakin ketatnya pasokan.

Pada saat berita ini diturunkan, minyak Brent bergerak pada kisaran $113.09 per barel atau melemah 0.04 persen. Sementara itu, harga minyak WTI (West Texas Intermediate) berada pada kisaran $109.44 per barel. Pergerakan harga komoditas ini sempat merosot hingga 6 persen pada sesi akhir pekan lalu menyusul sentimen risk-off investor global.

Prospek perlambatan ekonomi global dipicu oleh lonjakan inflasi di banyak negara. Akan tetapi, sanksi negara barat kepada Rusia masih menjadi katalis yang menopang harga minyak karena berakibat mengurangi pasokan minyak global.

Selain itu, keputusan OPEC+ yang akan meningkatkan output harian pada awal Juli tampaknya gagal meredam kekhawatiran pasar terhadap risiko pengetatan pasokan di pasar energi. Negara anggota OPEC seperti Libya bahkan menghadapi kendala dalam meningkatkan output karena blokade dari kelompok pemberontak.

Menteri Energi Libya, Mohamed Oun, belum lama ini mengatakan kepada Reuters bahwa output minyak normalnya sekitar 700 ribu barel per hari (bph). Namun karena terhambat oleh blokade, maka output yang tersedia saat ini hanya sekitar 100 ribu – 150 ribu bph.

"Untuk saat ini, gangguan pasokan minyak sedikit mampu meredam kekhawatiran terhadap prospek melemahnya permintaan yang disebabkan oleh perlambatan ekonomi global. Faktor fundamental masih menjadi katalis utama yang mempengaruhi harga minyak," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Secara terpisah, laporan terbaru dari perusahaan jasa energi AS, Baker Hughes Co, mengungkapkan terjadi kenaikan7 rig menjadi 740 pekan lalu. Laporan ini cukup krusial karena menjadi indikator awal produksi minyak AS pada bulan-bulan mendatang. Namun dalam konteks situasi saat ini, kenaikan rig AS sejatinya tidak begitu signifikan karena hanya untuk menutupi lonjakan permintaan minyak di musim panas saat.

"Jika AS tetap mempertahankan kecepatan seperti saat ini, maka kami memperkirakan cadangan minyak strategis akan mencapai level terendah 40 tahun sebesar 358 juta barel pada Oktober mendatang," pungkas analis ANZ.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE