Menu

Suku Bunga AS Diyakini Naik Jumbo Lagi, Dolar Stabil

A Muttaqiena

Menjelang putusan suku bunga AS pada rapat FOMC pekan ini, dolar AS tersokong oleh kekhawatiran pasar terhadap risiko resesi global dan gejolak geopolitik.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) terpantau relatif stabil pada kisaran 106.70-an dalam perdagangan sesi Asia hari Senin (25/Juli). Sebagian pelaku pasar agaknya memilih untuk wait-and-see menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) besok. Sementara itu, dolar AS tersokong oleh menurunnya sentimen risiko lantaran kekhawatiran pasar terhadap risiko resesi global dan gejolak geopolitik.

Grafik DXY Daily via TradingView

Federal Reserve akan mengadakan rapat FOMC selama dua hari pada 26-27 Juli 2022. Dalam kesempatan itu, mayoritas pelaku pasar memperkirakan suku bunga AS akan naik lagi sebanyak 75 basis poin (bps).

Spekulasi seputar ekspektasi kenaikan suku bunga AS sebanyak 100 bps telah benar-benar memudar. Data menunjukkan bahwa pasar hanya memperhitungkan 9% peluang untuk keputusan yang fantastis itu. Spekulasi tersebut pupus seiring dengan publikasi data demi data yang mengecewakan dari AS dan negara-negara maju lainnya.

Pada hari Jumat, data aktivitas bisnis AS bulan Juli 2022 menunjukkan kontraksi untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. Data dengan topik serupa dari Zona Euro juga melemah untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu tahun terakhir. Sedangkan data dari Inggris menduduki rekor terendah dalam 17 bulan terakhir.

Para trader berikutnya akan memantau apakah keputusan final FOMC jatuh pada "rate hike" sebanyak 75 atau 100 bps. Keduanya sama-sama berskala jumbo, tetapi memiliki imbas berbeda tergantung pada bunyi pernyataan final FOMC yang menyertainya.

Di satu sisi, pasar khawatir The Fed mulai gentar menyaksikan kondisi ekonomi saat ini hingga mengurangi agresivitas pengetatan moneternya. Di sisi lain, para buyer dolar berharap The Fed tetap bertekad bulat untuk memerangi inflasi dengan menaikkan suku bunga meski berisiko kian memperlambat perekonomian.

"Reaksi pasar akan menyoroti bagaimana nada suara Ketua (FOMC) Powell dengan tekadnya untuk mengurangi inflasi dalam menghadapi pertumbuhan yang melambat," kata Rodrigo Catrill, pakar strategi mata uang National Australia Bank.

Di luar isu suku bunga AS, pasar kini memerhatikan gejolak politik yang menyeruak di berbagai belahan dunia. Tensi Rusia-Uni Eropa tetap tinggi sehubungan dengan peluncuran paket sanksi anyar dari Brussels untuk Moskow. Uni Eropa berupaya memblokir perdagangan emas yang menjadi komoditas ekspor terbesar kedua Rusia setelah komoditas energi. Sementara itu, ketidakpastian seputar pasokan gas Rusia terus membayangi negara-negara anggota Uni Eropa.

Di Asia, China mengirimkan peringatan keras atas rencana perjalanan Ketua House of Representative AS Nancy Pelosi ke Taiwan. The Financial Times menyebutkan bahwa peringatan itu juga menyinggung tentang kemungkinan respons militer dari negeri Panda.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE