Menu

Survei ZEW: Isu Resesi Jerman Terus Membayangi Zona Euro

A Muttaqiena

Hasil survei ZEW bulan Oktober 2019 menunjukkan penguatan indikasi resesi Jerman, salah satu ancaman utama bagi kawasan Zona Euro saat ini.

Euro terkoreksi sekitar 0.1 persen di kisaran 1.1015 terhadap Dolar AS pada pertengahan sesi Eropa hari ini (15/Oktober). Single Currency kembali dibayangi oleh kekhawatiran seputar prospek kesepakatan dagang AS-China dan risiko resesi Jerman. Hasil survei ZEW bulan Oktober 2019 menunjukkan penguatan indikasi resesi Jerman, meskipun skor lebih baik ketimbang estimasi awal.

Grafik EUR/USD Daily via Tradingview.com

Lembaga riset ZEW melaporkan bahwa penilaian terhadap prospek ekonomi Jerman menurun dari -22.5 menjadi -22.8 pada bulan Oktober 2019. Skor ini lebih baik ketimbang estimasi awal yang dipatok pada -27.0, tetapi menandakan bahwa analis masih memperkirakan Jerman bakal mengalami resesi dalam beberapa bulan ke depan. Apalagi, komponen indeks yang menilai situasi ekonomi terkini juga jatuh 5.4 poin menjadi -25.3.

Laporan ZEW disusun berdasarkan hasil survei terhadap 300 pakar keuangan mengenai opini mereka tentang kondisi pasar dan perekonomian. Partisipan diminta memberikan pendapat tentang situasi ekonomi saat ini serta ekspektasi kondisi ekonomi dalam enam bulan ke depan. Rerata jangka panjang indeks ZEW berada pada level 21.4, tetapi skor telah menghuni teritori negatif sejak bulan April 2018.

"Kata berawalan R itu kembali menghantui Eropa. Perekonomian Jerman kemungkinan sudah berada di dalamnya. Negara-negara Zona Euro lain bisa mengikutinya: sebuah Resesi," kata Carsten Brzeski dari ING Jerman.

Ia menambahkan, " Perekonomian Zona Euro bisa mendapatkan manfaat dari resesi Jerman jika hal itu membuka pintu untuk kebijakan fiskal yang lebih anti-siklikal; (tetapi) ada juga skenario yang lebih mengkhawatirkan. Apabila pemerintah Jerman bergeming serta mempertahankan pengetatan fiskal dan reformasi struktural, memandang resesi sebagai semacam proses penyembuhan relijius untuk kelemahan struktural dalam perekonomian, maka akan meningkatkan tekanan bagi ECB untuk bertindak."

Sengketa dagang antara AS dan China selama hampir dua tahun terakhir telah berdampak besar terhadap perekonomian Jerman dan Zona Euro yang berbasis ekspor. Sengketa dagang memicu akselerasi perlambatan ekonomi global, sehingga permintaan produk asal Eropa merosot drastis. Jerman diyakini telah mengalami resesi, sedangkan estimasi pertumbuhan ekonomi Zona Euro terpangkas dari 1.8 persen menjadi 1.2 persen untuk periode 2019. Resesi bisa benar-benar meluas di kawasan ini selama negosiasi dagang AS-China belum membuahkan hasil signifikan.

Para menteri keuangan Eropa pekan lalu telah menyepakati pentingnya stimulus fiskal untuk menggairahkan perekonomian dan menanggulangi perlambatan. Akan tetapi, stimulus fiskal tersebut masih sebatas wacana. Hingga saat ini, pemerintah Jerman maupun negara-negara Zona Euro lain belum mengumumkan peningkatan anggaran belanja maupun paket stimulus fiskal lain secara konkrit.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE