Menu

Tensi Konflik Rusia-Ukraina Pasang Surut, Harga Minyak Terkoreksi

Pandawa

Rusia dilaporkan masih melancarkan serangan rudal ke Ukraina meski telah mencapai banyak kemajuan dalam perundingan di Turki.

Seputarforex - Harga minyak mentah dunia bergerak melemah pada perdagangan Asia hari Kamis (31/Maret). Minyak Brent saat ini berada pada kisaran $110.57 per barel atau melemah 2.99 persen secara harian, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) turun 4.04 persen dan diperdagangkan pada kisaran $104.03 per barel.

Penurunan harga minyak mentah pagi ini tidak terlepas dari berbagai sentimen terkait konflik Rusia-Ukraina. Rusia memang telah melunak dengan memperbolehkan Ukraina bergabung dengan Uni Eropa, namun keinginan untuk menjadi anggota NATO tetap ditolak karena dapat menjadi ancaman bagi Rusia.

Kabar terbaru dari otoritas resmi Ukraina menyebutkan bahwa militer Rusia masih melancarkan serangan rudal hingga tadi malam. Di sisi lain, Rusia juga mengancam akan menghentikan pasokan minyak dan gas menuju Eropa apabila pembayaran tidak menggunakan mata uang Rubel. Menanggapi hal ini, negara barat langsung menyiapkan sanksi yang lebih luas termasuk memblokir rantai pasokan militer Rusia.

 

AS Berencana Ubah Bahan Bakar

Terlepas dari konflik di Eropa Timur, penurunan harga minyak kali ini juga dipicu oleh rencana Amerika Serikat untuk menambahkan etanol sebagai campuran dari bahan bakar (gasoline). Langkah ini diambil mengingat semakin ketatnya pasokan minyak di pasaran saat ini, tercermin dari data EIA yang menyebutkan bahwa persediaan minyak mentah AS merosot 3.45 juta barel.

"Laporan persediaan minyak mentah AS menunjukkan penarikan cadangan minyak ke pasar yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas penyulingan. Lebih jauh, output minyak AS juga meningkat sehingga data penurunan persediaan minyak tidak banyak membantu harga minyak," kata Matt Smith, analis komoditas minyak Kpler dalam sebuah catatan.

Selanjutnya, perhatian investor minyak pekan ini akan tertuju pada pertemuan OPEC+ yang membahas kebijakan produksi. Organisasi Negara Produsen Minyak itu diperkirakan tetap mempertahankan kebijakan produksi tahun lalu, yakni meningkatkan output secara bertahap setiap bulan sebesar 432 ribu barel (bph).


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE