Menu

USD/JPY Selip Gegara Trump Teken UU HAM Hong Kong

A Muttaqiena

Langkah Presiden AS Donald Trump menandatangani UU Perlindungan HAM Hong Kong, menjadi pemantik kekhawatiran terbaru di pasar keuangan global.

Dolar AS melemah hampir 0.2 persen ke level 109.33 versus Yen Jepang dalam perdagangan hari ini (28/November), setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani UU Perlindungan HAM Hong Kong. Penandatanganan undang-undang tersebut berpotensi meruntuhkan semua kemajuan yang telah tercapai dalam perundingan dagang AS-China, sehingga minat risiko pasar langsung berkurang. Selain USD/JPY, pasangan mata uang AUD/USD juga terkena imbasnya. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa, Aussie terkoreksi ke kisaran 0.6765.

Grafik USD/JPY Daily via Tradingview.com

UU Perlindungan HAM Hong Kong memuat beragam upaya Amerika Serikat untuk mendukung demonstran pro-demokrasi di Hong Kong. Diantaranya mencakup pemblokiran ekspor alat kendali massa ke kepolisian Hong Kong dan sanksi bagi orang-orang yang diketahui melakukan pelanggaran HAM terhadap demonstran.

Ada pula pasal terkait diperlukannya evaluasi tahunan oleh pemerintah AS guna menentukan apakah Hong Kong memiliki otonomi memadai untuk terus menikmati status perdagangan istimewa dari AS. Status tersebut dibutuhkan oleh Hong Kong agar wilayah itu dapat mempertahankan posisinya sebagai salah satu pusat keuangan dunia.

Menanggapi langkah Trump menandatangani UU Perlindungan HAM Hong Kong, Kementrian Luar Negeri China menyatakan penentangan dan mengancam akan mengambil langkah balasan. Beijing juga menuding pemerintah asing ikut campur dalam masalah dalam negeri mereka. Hal ini memicu kekhawatiran trader dan investor terhadap perundingan dagang kedua negara.

"Yen dibeli karena berita tentang Trump menandatangani UU Perlindungan HAM Hong Kong," kata Yukio Ishizuki, pakar strategi forex di Daiwa Securities, kepada Reuters.

Lanjutnya, "Trading algoritmik bisa mendorong Yen menguat lebih jauh, tetapi pelemahan Dolar akan terbatas karena kita sudah mendapatkan data ekonomi positif dari Amerika Serikat yang telah mendongkrak sentimen (terhadap Greenback)."

Sebagaimana diketahui, serangkaian data ekonomi AS yang dirilis pada sesi New York menampilkan kinerja beragam. Pertumbuhan GDP Kuartal III/2019 membukukan kenaikan 2.1 persen (Quarter-over-Quarter) dalam laporan preliminer, mengungguli estimasi awal yang dipatok pada 1.9 persen. Namun, indeks harga PCE inti -yang dijadikan referensi inflasi utama oleh Federal Reserve - menunjukkan perlambatan dari 1.7 persen menjadi 1.6 persen (Year-on-Year). Reli Indeks Dolar AS (DXY) terhenti karena kontradiksi tersebut, tetapi posisinya masih bertengger dekat rekor tertinggi bulan ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE