Menu

Waller The Fed Menopang Dolar Jelang Rilis Data Inflasi

A Muttaqiena

Rilis data inflasi PCE Inti AS dan pidato Ketua Fed Jerome Powell besok dapat memengaruhi kurs dolar AS secara tak terduga.

Seputarforex - Greenback menguat terhadap sebagian mata uang mayor dalam perdagangan pada hari Kamis (28/Maret), setelah seorang petinggi Federal Reserve AS mengatakan tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga. Indeks Dolar AS (DXY) bertengger pada kisaran 104.45, bahkan sempat menyentuh level tertinggi sejak pertengahan Februari pada 104.70-an. Sementara itu, para trader dan investor mewaspadai perilisan salah satu data ekonomi penting dari Amerika Serikat besok.

Christopher Waller, Anggota Dewan Gubernur Federal Reserve, mengatakan bahwa data inflasi yang mengecewakan baru-baru ini mendukung bank sentral AS menunda penurunan target suku bunga jangka pendeknya. Menurutnya, data terbaru "memberi tahu saya bahwa adalah bijaksana untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat yang restriktif saat ini, mungkin lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya, untuk membantu menjaga inflasi pada lintasan yang berkelanjutan menuju 2%."

Pernyataan yang disampaikan pada hari Rabu malam tersebut mengurangi ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga The Fed pada Juni 2024. CME FedWatch menunjukkan peluangnya turun dari sekitar 67% menjadi 60% saja.

"Waller adalah salah satu pengambil kebijakan The Fed yang penting dan, meskipun saya tidak melihat ini sebagai suatu langkah besar, pernyataan tersebut telah memberikan momentum pada pasar yang terjebak dalam rentang perdagangan sangat ketat," kata Lee Hardman, pakar strategi mata uang senior di MUFG.

Pelaku pasar kini menanti rilis data inflasi PCE Inti AS yang akan dirilis pada hari Jumat, serta sebuah pidato dari Ketua Fed Jerome Powell. Keduanya dapat memengaruhi kurs dolar AS secara tak terduga, mengingat likuiditas menipis dengan banyaknya bursa yang tutup dalam rangka perayaan Jumat Agung.

Sejumlah pakar menyoroti pergerakan USD/JPY secara khusus. Pasangan mata uang ini tertahan oleh peringatan petinggi Jepang pada kisaran 151.00-152.00 selama beberapa hari terakhir, tetapi para trader tetap mengantisipasi breakout ke rentang yang lebih tinggi.

Jika data inflasi PCE Inti memberikan kejutan yang suportif bagi dolar, yen terancam mengalami kemerosotan paling parah. Takeshi Ishida, pakar strategi mata uang di Resona Holdings, berpendapat bahwa meskipun mungkin ada beberapa upaya menahan pergerakan menuju 152 untuk saat ini, data inflasi AS pada hari Jumat mengusung risiko yang signifikan.

"Saat dolar/yen menyentuh 152, saya pikir mungkin akan ada pergerakan naik yang tajam, dan saat itulah intervensi dapat dilakukan," kata Ishida, sebagaimana dikutip dari Reuters.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE