Menu

Yellen Tegaskan Fed Rate Masih Mungkin Naik Desember

A Muttaqiena

Ketua Federal Reserve, Janet Yellen, tadi malam menegaskan kembali bahwa kenaikan Fed rate masih mungkin dilakukan pada bulan Desember jika data-data yang akan datang mendukung keputusan tersebut. Pandangannya mendukung penguatan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang lain.

Ketua Federal Reserve, Janet Yellen, tadi malam (4/11) menegaskan kembali bahwa kenaikan Fed rate masih mungkin dilakukan pada bulan Desember 2015 jika data-data yang akan datang mendukung keputusan tersebut. Pandangannya mendukung penguatan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang lain.

Yellen mengatakan, "Saat ini belum ada keputusan yang dibuat tentang (kenaikan fed rate) itu dan, hal atas mana (keputusan) itu disandarkan adalah penilaian (FOMC) pada saat (kenaikan) itu (dipertimbangkan). Penilaian itu akan disusun dari informasi semua data yang kami kumpulkan antara sekarang hingga saat (FOMC Desember) itu."

Yellen juga menyampaikan bahwa ia dan timnya mengekspektasikan perekonomian AS akan tumbuh dalam laju yang mampu menghasilkan perbaikan lebih jauh di pasar tenaga kerja, dan mengembalikan inflasi ke target dua persen mereka. Lebih lanjut, jika informasi ke depan mendukung ekspektasi tersebut, maka kenaikan Fed rate di bulan Desember adalah "live possibility" (kemungkinan aktif).

Pandangan-pandangan Yellen tersebut diamini oleh wakilnya, Stanley Fischer, dalam pidatonya di acara makan malam tahunan the National Economists Club beberapa jam kemudian. Fischer mengungkapkan keyakinannya bahwa pengangguran yang semakin berkurang akan mendorong inflasi lebih tinggi, dan dengan demikian maka target inflasi dua persen pun tidak begitu jauh dari jangkauan. Menurutnya, target itu akan segera tercapai begitu harga minyak berhenti anjlok dan penguatan Dolar tertahan.

Setelah testimoni Yellen di depan komite Jasa Keuangan Parlemen AS tersebut, Fed Funds Futures mengindikasikan 60 persen kemungkinan Fed menaikkan suku bunga di rapat FOMC bulan depan. Indeks Dolar AS Bloomberg yang menimbang bobot USD dibanding sekelompok mata uang lain juga meroket ke 97.923, level tertingginya sejak Juli 2015.

Sejalan dengan itu, EUR/USD ambrol ke 1.0844, level terendah sejak Agustus. Pelaku pasar nampaknya menyandingkan pernyataan Yellen itu dengan pidato dovish Mario Draghi ECB di hari yang sama, lalu menyimpulkan bahwa kontras kebijakan diantara kedua bank sentral merupakan alasan kuat untuk ramai-ramai melepas Euro. GBP/USD juga terjungkal ke 1.5361, sedangkan USD/JPY mencapai level 121.71 yang sebelumnya sempat tersentuh pada 24 Oktober lalu.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE