Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 24 September 2019 hingga jam 15:00 WIB, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Minggu lalu, Rupiah ditutup pada level 14055 per USD, atau melemah 0.64% dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya. Mata uang Garuda sempat melemah tajam dari level 13905 hingga 14110 akibat kekhawatiran pasar akan gejolak di timur tengah, pasca serangan drone terhadap fasilitas minyak Arab Saudi. Peristiwa itu telah menyebabkan harga minyak melonjak dan menyebabkan sentimen negatif pada Rupiah.
Meski demikian, Rupiah kembali bangkit setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan (BI 7-Days Repo Rate) sebesar 0.25% menjadi 5.25%. Seperti diungkapkan BI, alasan pemotongan suku bunga tersebut adalah untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, di tengah inflasi saat ini yang stabil dan relatif rendah. Selain itu, penurunan bunga acuan juga sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan moneter dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat.
Tetapi, awal minggu ini Rupiah kembali melemah dan berada di atas level 14100 akibat keadaan politik dalam negeri yang kurang kondusif. Maraknya demo di berbagai wilyah dan dikeluarkannya travel advice oleh AS dan Inggris bagi warganya yang akan ke Indonesia, telah menyebabkan sentimen negatif. Seiring dengan Rupiah yang cenderung melemah, IHSG juga ikut anjlok hingga lebih dari 1%.
Minggu ini tidak ada rilis data penting dari dalam negeri, sementara dari AS akan dirilis data GDP, Core PCE Price Index, Durable Goods Orders, kepercayaan konsumen, serta pidato beberapa pejabat The Fed. Jika kondisi politik masih kurang kondusif, diperkirakan Rupiah masih akan tertekan meski ada kabar baik dari kelanjutan negosiasi dagang antara AS dan China.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Kamis, 26 September 2019:
- Jam 08:00 WIB: data pertumbuhan kredit bulan Agustus 2019 year over year (y/y): bulan sebelumnya: +9.58%. Perkiraan: +9.30%.
Senin, 30 September 2019:
- Jam 17:00 WIB: Uang beredar M2 di Indonesia bulan Agustus 2019 y/y: bulan sebelumnya: +7.8%.
Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: GDP, indeks kepercayaan konsumen versi CB, Durable Goods Orders, Core PCE Price Index, PMI Manufaktur, pidato para pejabat The Fed, yakni Quarles, Clarida, Bullard, George, Evans, dan Williams.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
USD/IDR cenderung bullish (Rupiah cenderung melemah) setelah harga menembus kurva resistance EMA 21:
- Harga berada di atas kurva middle band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR berada di bawah bar candlestick.
- Kurva indikator MACD berada di atas kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di atas level 0.00.
- Garis histogram indikator ADX berganti warna hijau yang menunjukkan sentimen bullish.
Jika ingin konfirmasi, buy setelah kurva indikator RSI berada di atas center line (level 50.0). Resistance kuat ada pada level 14165, dan support kuat pada level psikologis 14000.
Level Pivot mingguan: 14046.67
Resistance: 14112.42 (level 38.2% Fibo Expansion) ; 14165.00 ; 14205.22 (23.6% Fibo Expansion) ; 14280.00 ; 14312.00 ; 14355.00 ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14525.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.
Support: 14065.00 ; 14037.58 (50% Fibo Expansion) ; 14000.00 ; 13962.39 (61.8% Fibo Expansion) ; 13935.00 ; 13905.00 ; 13869.94 (76.4% Fibo Expansion) ; 13835 ; 13720.61 (100% Fibo Expansion) ; 13571.51 (123.6% Fibo Expansion) ; 13477.82 (138.2% Fibo Expansion) ; 13401.63 (150% Fibo Expansion) ; 13328.84 (161.8% Fibo Expansion) ; 13263.00.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 21 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).
- Titik 1: 14525.00 (harga tertinggi 25 Mei 2019).
- Titik 2: 13889.00 (harga terendah 19 Juli 2019).
- Titik 3: 14355.00 (harga tertinggi 6 Agustus 2019).