Di setiap forum (dan broker) yang saya ikuti, saya selalu menggunakan username yang sebisa mungkin tidak mengindikasikan gender. Mungkin anda bertanya kenapa. Ok deh, saya akan sedikit berbagi pengalaman sebagai trader perempuan. Yah, mumpung masih bulan April nih. Biasanya di bulan ini bahasan tentang gender menjadi satu topik yang mendadak popular. Secara formal, sebenarnya tidak ada batasan bagi seorang perempuan untuk menjadi trader, dalam hal ini tentunya yang saya bahas adalah trader forex online.
Tetapi mengapa ya, di forum-forum yang membahas tentang forex trading, sangat jarang saya bertemu dengan sesama trader perempuan? Kalopun ada, bisa dibilang prosentasenya amat sedikit, itupun kebanyakan masih banyak dalam proses belajar, dalam artian dilihat dari masa mengenal forex trading yang rata-rata masih relatif baru. Nah, saya jadi bertanya-tanya, ke mana saja temen-temen trader cewe nih? Apakah memang jarang cewe yang menjadi trader forex? atau jangan-jangan mereka memang menyembunyikan jati diri gendernya, seperti yang sering saya lakukan juga?
Ok deh… saya akan sedikit ceritakan di sini, mengapa saya sering sengaja menyembunyikan jati diri saya sebagai perempuan di komunitas trader. Terus terang, dari komentar-komentar yang pernah saya terima, saya merasakan masih banyak temen-temen trader (cowo) yang memandang sebelah mata kemampuan trader perempuan. Hayoo, ngaku gak nih, para trader cowo? Hihihi! Rata-rata mereka berpendapat bahwa cewe, kalopun menjadi trader, paling-paling kemampuan analisisnya rendah dan trading hanya berdasarkan untung-untungan.
Parahnya lagi, mereka menganggap kebayakan trader cewe gak akan bertahan lama sebagai trader. Paling juga begitu deposit, sekali MC udah deh… kapok. Trader cewe juga dianggap kurang tahan banting secara psikologis maupun emosional. Kurang berani menanggung resiko dan kurang cool dalam menghadapi situasi yang seringkali dalam trading perlu pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Benar gak sih? Mm… kalo yang saya rasakan sendiri, kesulitan yang saya hadapi saat belajar trading sih, justru bukan pada penguasaan dasar-dasar pengetahuan trading maupun teknik-teknik tradingnya.
Masalah utama yang saya hadapi adalah waktu untuk belajarnya. Maklumlah, saya sudah punya kegiatan plus tanggung jawab di offline sehingga waktu untuk belajar trading tinggal tersisa di malam hari, terkadang malahan lewat tengah malam sampai dini hari. Tentu saja kondisi ini memerlukan semangat dan tenaga ekstra. Hanya dengan semangat pantang menyerah sajalah yang membuat saya masih bertahan di dunia forex trading ini. Memang sih, dari sisi kemampuan (dan kemauan) untuk ngoprek indikator saya akui saya masih kurang. Ini satu kelemahan (trader) cewe yang mau gak mau saya akui juga. Tapi, toh juga saya kebanyakan trading dengan trading platform yang tidak memungkinkan penggunaan custom indicator maupun EA, jadinya memang minat untuk mendalami custom indicator maupun EA masih rendah (alesan mode on nih) hehehe!
Bagaimanapun, saya masih berharap di masa datang akan lebih banyak lagi temen-temen trader perempuan yang meramaikan dunia forex trading. Bukannya sekedar cari temen sih. Tapi saya melihat bahwa profesi sebagai forex trader banyak keuntungannya apabila ditekuni oleh temen-temen cewe, terutama karena memungkinkan untuk dilakukan kapan saja dan di mana saja, termasuk tentunya dari rumah. Dengan bekerja dari rumah, tentu saja akan lebih banyak keuntungan yang diperoleh bukan? Apalagi sebagai cewe nih. Kita tidak perlu keluar rumah, bahkan kalo perlu tidak usah "bertemu" dengan orang. Belum lagi waktu dan jam kerja yang fleksibel. Bukankah itu hal yang menguntungkan sekaligus juga lebih "aman"?
Yah, kalo memang masih enggan menampakkan jati diri sebagai cewe karena khawatir diskriminasi di kalangan trader yang mayoritas cowo, bisa saja kita menggunakan username yang non-gender untuk bergaul di komunitas trader. Toh saat bertransaksi di market, tidak ada yang namanya diskriminasi gender. Iya kan? So? Come on girls, sampai "ketemu" di market.