EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 156.530   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,344.94/oz   |   Silver 27.60/oz   |   Wall Street 38,195.94   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,036.08   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   USD/CHF menguat di atas level 0.9100, menjelang data PCE As, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Ueda, BoJ: Kondisi keuangan yang mudah akan dipertahankan untuk saat ini, 5 jam lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD tetap menguat di sekitar level 0.5950 karena meningkatnya minat risiko, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan reli di atas level 167.50 menyusul keputusan suku bunga BoJ, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 11 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 11 jam lalu, #Saham AS

Apakah Trader Profesional Menggunakan Stop Loss?

Penulis

Beberapa trader profesional ternyata berani menggunakan strategi trading tanpa stop loss. Mengapa mereka melakukannya? Simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut ini.

Banyak orang bilang jika stop loss merupakan teknik penting yang harus diketahui oleh semua trader. Apakah itu benar? Apakah trader profesional juga menggunakannya?

Stop loss sendiri merupakan sebuah sistem yang bekerja secara otomatis dan dirancang untuk meminimalisir kerugian dari seorang trader pada posisi perdagangan tertentu, di sisi lain cara ini juga berfungs mengunci keuntungan.

Konsep dasarnya adalah posisi seorang trader akan otomatis tertutup ketika harga menunjukan nilai tertentu, nilai tersebut ditentukan sebelumnya. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengantisipasi nilai yang turun dan mencegah kehilangan banyak uang.

Terutama di pasar keuangan yang sangat fluktuatif seperti forex dan crypto, maka penggunaan stop loss order sangatlah populer. Banyak trader yang menganggap cara ini sebagai cara untuk mengelola risiko dan juga membantu mereka untuk menghindari situasi yang lebih buruk.

Namun sayangnya, penggunaan stop loss ini sendiri tidak selalu bisa diandalkan untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Pada kenyataannya, stop loss ternyata bisa mencegah keuntungan di masa depan, menimbulkan biaya transaksi, dan juga membuat Anda menghasilkan sedikit uang daripada ketika Anda membiarkan posisi trading terus berjalan.

Yang lebih mengejutkan adalah meskipun cara stop loss ini sering disarankan sebagai salah satu alat yang harus digunakan trader, namun nyatanya banyak trader profesional yang lebih memilih untuk trading tanpa menggunakan stop loss karena beberapa alasan.

stop loss

Pada artikel kali ini kita akan melihat dan menganalisa mengapa trader profesional tidak menggunakan stop loss dalam perdagangan mereka, lalu bagaimana mereka mengelola risiko yang mereka punya.

Baca Juga: Podcast: Beda Trader Profesional Dan Amatir

 

Trader Profesional Bisa Menjadi Nekat

Nekat adalah salah satu alasan mengapa banyak trader profesional yang cenderung mengabaikan stop loss. Satu hal penting yang perlu kita tahu adalah banyak profesional yang memulai perjalanannya dengan tidak mudah.

Setiap trader yang sudah ahli pasti telah melalui berbagai tantangan dan kesulitan sebelum mereka bisa menemukan strategi yang tepat dan cocok untuk mereka. Dengan kata lain, hampir sebagian besar trader profesional sudah kaya akan pengalaman.

Fakta jika mereka semua berhasil selamat dan melalui semua itu merupakan hal yang hebat, dan itulah yang membuat mereka seperti sekarang. Namun di sisi lain, hal itu juga bisa memunculkan kecerobohan dalam diri mereka.

Dalam hal ini, banyak sekali profesional trader yang sangat percaya diri dengan pendapat mereka sendiri, sehingga kebanyakan dari mereka tidak menganggap stop loss merupakan hal yang dibutuhkan.

Beberapa dari mereka bahkan cukup keras kepala dan tidak mau menggunakan stop loss dalam perdagangan, jika menurutnya perhitungan dan prediksi mereka benar.

Perilaku seperti ini sebenarnya cukup umum di kalangan trader profesional, hal ini juga tidak lepas dari kemampuan yang mereka punya. Namun sayangnya, para trader dengan pola pikir seperti ini biasanya tidak bertahan lama dalam dunia trading, apalagi jika mereka tidak memiliki strategi lain, terutama untuk manajemen risiko.

Para profesional dapat bersikap semau mereka karena mereka selalu punya cara trading khusus dan rencana cadangan dalam kondisi apapun dan mereka sudah berpengalaman untuk menghadapi kondisi yang tidak terduga sekalipun.

Hal yang sama tidak bisa dilakukan oleh para trader pemula ataupun trader yang lainnya. Hal yang perlu diingat adalah trading tanpa memiliki strategi dan manajemen risiko merupakan hal yang buruk, tidak peduli seberapa tepat perhitungan Anda ataupun seberapa tajam intuisi Anda.

 

Para Profesional Memiliki Mental Stops

Alasan lainnya mengapa para profesional ini tidak menggunakan stop loss adalah karena mereka biasanya memiliki satu hal yang biasa disebut dengan mental stops. Mental stops sendiri pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan stop loss, keduanya memiliki prinsip yang sama, hanya saja pada mental stops tidak ada mekanisme otomatis di sana.

trader profesional

Dalam hal ini maka para trader akan membiarkan posisi mereka terus terbuka apapun kondisinya, namun mereka memiliki rencana untuk menentukan pada level berapa mereka akan keluar dari perdagangan tersebut. Dalam kondisi ini, mereka juga bisa saja memikirkan tentang perlu atau tidak keluar dari posisi perdagangan tersebut.

Baca Juga: Cara Exit Posisi Untuk Trader Tren

Keuntungan dari menggunakan mental stops ini adalah Anda tidak perlu menunjukan atau mengungkapkan di mana titik stop loss Anda berada. Hal itu karena Anda bisa menyimpannya di pikiran Anda saja. Masalah ketika menggunakan stop loss yang biasa, adalah pada prosesnya, ketika Anda mengirimkan stop loss order ke sistem, maka pesanan tersebut akan transparan dan terlihat jelas.

Hal ini bisa memicu pelaku pasar lainnya untuk memburu level stop loss tersebut. Hal ini berarti pelaku pasar yang lainnya akan mendorong harga cukup rendah sampai ke level stop loss tadi sebelum akhirnya harga berubah arah.

Jadi, ketika menggunakan mental stops maka Anda bisa menghindari masalah tersebut, dan hal ini juga bisa membuat Anda memiliki kontrol yang lebih besar terhadap perdagangan Anda sendiri.

Hal yang perlu Anda ingat adalah mental stops ini bisa dilakukan saat Anda fokus pada kondisi pasar sepanjang waktu. Sederhananya, Anda perlu mengamati setiap pergerakan harga dengan cermat agar Anda tidak melewatkan setiap kemungkinan level stop.

Jika Anda berpaling, bahkan hanya sesaat maka ada kemungkinan Anda akan kehilangan moment untuk melakukan mental stops tersebut. Karena Anda tidak ada di sana dan gagal menangkap momen tersebut maka posisi Anda akan tetap terbuka dan bisa saja hal tersebut menghancurkan rencana Anda.

Terutama pada kondisi pasar yang sangat bergejolak, di mana harga bisa bergerak dengan sangat cepat, bahkan mungkin lebih cepat daripada reaksi perdagangan manusia.

Baca Juga: Apa Saja Ciri Psikologis Trader Profesional?

Oleh karena itu, menggunakan cara mental stops secara umum adalah langkah yang penuh risiko. Sebaliknya, lebih baik menggunakan statistik untuk bisa membantu Anda menentukan strategi stop loss terbaik yang sesuai dengan gaya trading yang Anda lakukan.

 

Mereka Tidak Terikat Oleh Leverage Tinggi

Dalam trading, leverage sendiri mengacu pada fitur yang memungkinkan trader untuk mengontrol lebih banyak unit aset daripada jumlah saldo dalam akun trading mereka. Sistem leverage ini sendiri lebih populer digunakan oleh kalangan trader kecil karena memungkinkan mereka untuk membuka posisi yang jauh lebih besar dengan modal yang kecil.

Sementara itu, bagi sebagian besar trader profesional, mereka tidak menggunakan banyak leverage dalam perdagangan yang mereka lakukan. Hal itu karena, dengan saldo yang mereka punya, mereka sudah bisa mengukur setiap posisi tanpa harus menggunakan stop loss.

Misalnya, katakanlah seorang trader saham menginvestasikan 5 persen dari portofolio sebesar 100 ribu US Dollar nya ke Apple. Dengan hanya menggunakan leverage 2:1, Apple tidak akan rugi jika trader kehilangan 10 ribu US Dollar. Bahkan skenario seperti itu kecil kemungkinan terjadinya dalam waktu dekat.

Oleh karena itu, sebagian besar trader profesional menganggap bahwa menggunakan leverage tinggi tidak diperlukan untuk perdagangan yang mereka lakukan.

Selama ukuran posisi Anda cukup kecil, Anda pasti bisa berdagang tanpa stop loss dan bisa keluar dari perdagangan tersebut kapanpun Anda mau.

Kuncinya adalah mengatur manajemen risiko Anda terlebih dahulu sebelum menentukan jumlah leverage yang Anda ambil. Sebagian besar trader profesional tidak terlalu peduli dengan rasio leverage, selama itu mencakup standar minimum mereka.

Jadi, jika mereka menggunakan broker yang menawarkan leverage sampai 1:1000, misalnya, mereka tidak akan langsung mengambil angka tertinggi untuk menghasilkan uang sebanyak mungkin. Sebaliknya, mereka akan tetap berpegang pada jumlah yang mereka butuhkan untuk tetap menguntungkan sesuai dengan manajemen risiko dan rencana perdagangan mereka.

 

Mereka Menggunakan Hedging

Alasan terakhir mengapa para trader profesional tidak menggunakan stop loss adalah karena mereka memiliki hedging di beberapa perdagangan yang bisa mereka andalkan ketika keadaan memburuk. Strategi ini biasanya dilakukan pada jenis perdagangan tertentu seperti spread trading, arbitrase, atau perdagangan frekuensi tinggi.

Jadi, misalnya, seorang trader membeli sebuah obligasi untuk rentang 10 tahun, sementara pada saat yang sama ia juga melakukan hedging atas order dengan posisi yang lebih pendek, contohnya obligasi dalam rentang 2 tahun.

Ini bisa menjadi pembahasan yang panjang, karena ada banyak cara dan kombinasi yang berbeda untuk melakukan teknik hedging ini, agar bisa menghilangkan penggunaan stop loss dalam perdagangan. Jika ini masalahnya, maka dimungkinkan untuk trading tanpa stop loss dan tetap menjadi trader yang sukses.

Artinya, Anda cukup menggunakan cara lain untuk mengelola risiko daripada mengabaikannya sama sekali.

 

Mengapa Warren Buffett Tidak Menggunakan Stop Loss?

Dalam hal strategi dan filosofi investasi, Warren Buffett pada dasarnya mengikuti Benjamin Graham School of Value Inventing. Value investor pada dasarnya mencari aset dengan harga yang sangat rendah berdasarkan nilai intrinsiknya, yang biasanya merupakan hasil analisis fundamental perusahaan.

Alih-alih mengkhawatirkan penawaran dan permintaan pasar, Buffett lebih tertarik melihat setiap perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian, ia memilih investasi sahamnya semata-mata berdasarkan potensi keseluruhan perusahaan.

Dia suka memegang aset dalam jangka panjang karena dia percaya pada kualitas perusahaan dan bahwa perusahaan akan dapat menghasilkan uang yang baik di masa depan.

warren buffet

Warren Buffett pernah menyampaikan pendapatnya tentang stop loss pada sebuah pertemuan tahunan di tahun 1994. Dia ingat, saat dia berbicara dengan spesialis NYSE Berkshire Hathaway, Jimmy Maguire.

Pada saat itu, harga saham berada di rentang 16,000 atau lebih dan Maguire mengatakan bahwa dia memiliki beberapa peringatan stop loss pada posisi 15,500 yang melibatkan ratusan saham.

CEO Berkshire Hathaway tersebut kemudian mengungkapkan keprihatinannya tentang orang-orang dengan pola pikir seperti itu di perusahaannya. Dia mempertanyakan alasan mengapa orang mau menjual saham seharga 15,500 padahal sebenarnya bisa dijual dengan harga 16,000.

Dia percaya bahwa investor akan memperdagangkan saham Berkshire dengan cara menggunakan stop loss atau memiliki perhitungan non investasi di kepala mereka. Dan itu bukanlah jenis investor yang ingin dia tarik secara pribadi.

Dia mengatakan bahwa jika Anda memiliki cukup banyak orang seperti itu di perusahaan, maka harga saham akan lebih fluktuatif daripada jika Anda memiliki orang yang berencana untuk mempertahankan aset tersebut selama sisa hidup mereka.

Sederhananya, Warren Buffett menentang gagasan menggunakan stop loss order secara umum karena berorientasi jangka pendek. Alasan lain adalah dia sangat yakin bahwa tidak mungkin untuk mengatur pasar.

Miliarder itu mengatakan bahwa seorang investor tidak boleh mencoba untuk memperdagangkan saham, tetapi berinvestasilah dengan mantap dari waktu ke waktu. Inilah sebabnya mengapa alih-alih melihat harga turu sebagai urgensi untuk menggunakan stop loss, ia melihat sebagai peluang untuk membeli lebih banyak saham dengan harga lebih rendah.

Daripada mencari keuntungan modal, Buffett lebih suka memegang aset dalam jangka panjang dan mendapatkan kepemilikan di perusahaan berkualitas yang sangat mampu menghasilkan pengembalian yang tinggi.

Oleh karena itu, jika Anda mengikuti jalan kesuksesan Warren Buffett, sangat penting untuk dapat melakukan analisa fundamental pada sebuah perusahaan. Ini biasanya melibatkan analisis kinerja perusahaan, utang, margin keuntungan, dan banyak lagi.

Pada akhirnya, kredibilitas strategi Warren Buffett tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun, pilihan apakah Anda ingin menggunakan stop loss dalam perdagangan adalah keputusan Anda sepenuhnya, dan itu terserah Anda.

Ini mungkin tidak cocok untuk semua orang, jadi pastikan untuk melakukan riset terlebih dahulu dan lihat apakah strategi tersebut benar-benar cocok untuk Anda atau tidak.

 

Jadi Bagaimana Sebaiknya?

Meskipun benar jika beberapa trader profesional tidak menggunakan stop loss apapun dalam perdagangan mereka, namun keputusan seperti itu selalu disertai dengan berbagai jenis alternatif manajemen risiko lain.

Mereka sebenarnya tidak hanya menggunakan stop loss saja, tetapi ada cara lain yang juga harus dilakukan dan cukup efektif untuk mencegah mereka mengalami kerugian yang terlalu banyak.

Namun bagi trader kecil ataupun pemula, maka stop loss merupakan salah satu alat paling mudah dan paling umum untuk digunakan dalam hampir semua strategi perdagangan yang ada.

Jadi sebenarnya trading tanpa stop loss juga merupakan kesalahan yang fatal jika dilakukan oleh trader baru, terutama jika mereka menggunakan leverage yang cukup tinggi dalam trading ketika kondisi pasar sangat fluktuatif.

Tentu saja, seperti alat lainnya, stop loss juga memiliki kekurangan dan juga resikonya sendiri tetapi hal tersebut bisa diminimalkan jika Anda tahu cara menggunakannya dengan benar.

Ada banyak variasi tentang cara menggunakan stop loss, jadi ini hanya masalah pendekatan mana yang paling tepat untuk anda gunakan. Pastikan juga jika hal itu harus sesuai dengan strategi dan gaya perdagangan yang Anda lakukan.

 

Trading tanpa stop loss memang bukan untuk semua orang, terlebih jika Anda adalah seorang pemula. Jangan lupa pasang stop loss di MetaTrader 4 atau platform trading pilihan Anda untuk meminimalisir terjadinya kerugian.

297914
Penulis

Memulai trading sejak 2015, penulis tertarik dengan investasi saham jangka panjang. Seorang News-junkie dan tertarik dengan berbagai analisis fundamental untuk forex dan saham. Saat ini menulis berbagai artikel tentang finansial, forex, saham, dan komoditas sambil trading di sela jam kerja.


Buge Satrio
Masih ingat kasus USD/CHF di awal tahun 2015? Saat itu USD/CHF mendadak rontok sekitar 3.000 pips. Beberapa broker forex besar juga terkena imbasnya atau nyaris bangkrut. Sebut saja FXCM dan Alpari. Bank-bank besar juga kehilangan uang dalam volume yang masif, sebut saja Societe Generale yang berbasis di Eropa. Fund managers? juga terkena dampaknya, meskipun mereka melakukan hedging pada beberapa pair.Tentu tidak masalah untuk yang ketika itu sedang menahan posisi sell USD/CHF, mereka pasti meraup profit yang luar biasa banyak.

Bagaimana dengan mereka yang menahan posisi buy? Kebetulan waktu itu ada dua orang kenalan saya, pemain lama, masing2 balancenya lebih dari USD50K. Yang satu terkena Margin Call, kehilangan seluruh equity. Yang satu lagi menempatkan SL sejauh 100 pips. Tapi karena faktor teknis dari penurunan yang ekstrem, modal yang tersisa jadi sebanyak kurang lebih 30 persen. Tapi ini jelas masih lebih baik ketimbang kehilangan seluruh modal.Untuk trading saham, mengingat Warren Buffet adalah investor saham, dan kebetulan saya juga sudah terjun ke dunia perdagangan saham, nuansanya memang berbeda dengan perdagangan forex. Sulit untuk digambarkan dengan kata-kata, mungkin karena saya masih sangat pemula di dunia saham.

Tapi perbedaan itu nyata ketika saya memulainya. Akibatnya, saya lebih suka cut loss saja, ketimbang menggunakan Stop Loss (SL) setelah mengamati situasi teknikal pada chart Daily.Saya ambil contoh misalnya saham BMRI (Bank Mandiri). Tanggal 13 Juni yang lalu sempat turun menyentuh MA-50. Saya putuskan untuk buy. Trading plan-nya sederhana, cut loss jika candlestick Daily turun di bawah kurva MA-50. Kebetulan ketika itu saham BMRI bergerak naik dan cuan-nya lumayan. Kemudian, kira-kira seminggu kemudian, saham BMRI turun lagi, menyentuh MA-50.

Posisi buy di area itu berakhir dengan cut loss setelah candlestick Daily menutup harga di bawah MA-50. Tidak masalah, karena cuannya kebetulan masih lebih banyak daripada loss. Tapi semuanya dilakukan dengan santai. Mungkin karena jam pembukaan dan penutupan perdagangan saham di BEI sudah teratur jelas.Jadi... bagi trader forex yang enggan memanajemen risiko dengan menggunakan Stop Loss, sungguh saya angkat topi dan salut untuk keberanian mereka. Karena bagi saya, forex adalah dunia yang tidak bisa dianggap remeh. Termasuk saham. Sama seperti bisnis lain pada umumnya, butuh antisipasi atau proteksi ketika jualan kita tidak laku.