Selepas memahami apa itu garis trend dan bagaimana cara membuatnya, kali ini kita akan membahas hal yang lebih spesifik, yakni cara menggunakan garis trend untuk trading. Namun sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita menyegarkan ingatan tentang kegunaan dasar garis trend.
Fungsi utama garis trend adalah untuk membantu mengantisipasi titik-titik support pada kondisi bullish (uptrend) dan titik-titik resistance pada kondisi bearish (downtrend). Sesuai dengan aturan support dan resistance, garis support atau garis uptrend bisa berubah menjadi garis resistance bila titik support sudah berhasil ditembus. Sebaliknya, garis resistance atau garis downtrend bisa berubah menjadi garis support bila titik resistance berhasil ditembus.
Contohnya bisa dilihat pada chart GBP/USD daily berikut ini:
Keterangan gambar:
- Titik-titik resistance pada garis downtrend sebelum garis trend ini ditembus. Pergerakan harga akan mentaati garis ini selama belum ditembus. Ini menunjukkan karakteristik pelaku pasar yang selalu memperhatikan garis trend.
- Ketika garis downtrend telah berhasil ditembus, titik-titik harga selanjutnya pada garis ini berubah menjadi titik-titik support pada kondisi downtrend. Titik support tersebut bisa dikonfirmasikan dengan formasi doji yang terbentuk pada bar candlestick.
Cara Menggunakan Garis Trend Untuk Trading
Trading dengan menggunakan garis trend relatif mudah dilakukan dan sederhana. Setelah Anda membuat garis trend, Anda bisa entry buy pada titik-titik support atau entry sell pada titik-titik resistance. Sementara itu, exit dilakukan bila garis trend telah ditembus. Berikut contoh pada GBP/USD daily dengan kondisi uptrend:
Keterangan gambar:
- Level-level harga dimana Anda bisa entry buy setelah membuat garis uptrend pada dua titik low sebelumnya. Anda bisa entry saat harga menyentuh garis uptrend dan kembali bergerak keatas. Bila perlu bisa dikonfirmasikan dengan formasi bar candlestick atau indikator lainnya.
- Level harga dimana Anda bisa exit, atau menutup semua posisi buy yang telah Anda buka. Exit bisa dilakukan ketika garis uptrend benar-benar telah ditembus.
Cara Menggunakan Garis Trend Sebagai Channel
Channel adalah garis-garis sejajar yang dibuat dengan menghubungkan titik-titik tertinggi sekaligus terendah harga. Pada kondisi uptrend, channel terbentuk setelah garis uptrend dilengkapi dengan garis yang dihubungkan dari titik-titik tertinggi. Sedangkan pada kondisi downtrend, channel terbentuk ketika garis downtrend dilengkapi dengan garis yang dihubungkan dari titik-titik terendah. Channel menggambarkan konsistensi pergerakan pasar karena dalam situasi ini, harga terlihat mentaati garis-garis trend.
Berikut contoh channel trend pada EUR/USD daily. Garis A mengukur titik-titik support dan garis B mengukur titik-titik resistance pada uptrend.
Contoh trading dengan channel trend pada EUR/CAD daily:
Keterangan gambar:
- Level-level harga dimana Anda bisa entry sell setelah membuat garis downtrend. Open posisi dapat dilakukan saat harga menyentuh garis downtrend dan kembali bergerak ke bawah. Bila perlu bisa dikonfirmasikan dengan formasi bar candlestick atau indikator lainnya.
- Level harga dimana Anda bisa exit, menutup semua atau sebagian posisi sell yang telah Anda buka. Langkah ini dilakukan dengan asumsi harga benar-benar akan memantul dari garis channel bagian bawah.
Selain garis trend, identifikasi trend harga juga bisa dilakukan dengan melihat price action. Anda bisa menyimak pelajaran lengkapnya di artikel berjudul Menentukan Trend Dari Price Action.