Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi, mengatakan bahwa para pembuat kebijakan telah siap untuk menambah stimulus apabila outlook harga mengalami penurunan, mengingat saat ini, Draghi memandang bahwa belum ada tanda-tanda inflasi yang muncul di area Euro.
Draghi mengatakan setelah pertemuan G20 di Sydney kemarin,"Kami tak memiliki bukti terkait rencana orang-orang untuk menunda pengeluaran, dalam arti untuk melakukan pembelian suatu barang yang sama dengan harga yang lebih rendah, atau dengan kata lain kami tak melihat gejala pasti yang merujuk kepada kondisi deflasi," Draghi menambahkan bahwa pihaknya menyadari risiko-risiko yang ada. Dewan Pemerintahan akan selalu siap sedia untuk mengambil tindakan untuk mengatasi risiko demi memperoleh kekuatan.
Perkiraan para ekonom terbagi dalam prediksi apakah ECB yang berpusat di Frankfrut ini akan menaikkan stimulus demi melawan risiko deflasi setelah inflasi di area Euro tercatat melamban sebanyak 0.7 persen pada bulan Januari yang kurang dari target bank sentral sebesar 2 persen atau tidak akan menambah stimulus. Draghi mengatakan bahwa dewan ECB akan mencari informasi yang utuh terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengambil tindakan melalui rapat kebijakan selanjutnya pada tangl 6 Maret di Frankfurt, sekaligus akan menjadi suatu acara dimana mereka akan mempublikasikan proyeksi inflasi tahun 2016 mereka untuk pertama kalinya.
Tingkat inflasi di 18 negara anggota zona Euro secara tak terduga melambat ke persentase 0.7 persen tahun-ke-tahun pada bulan Januari, sehingga semakin melengkapi level rendah empat tahun yang telah digapai pada bulan Oktober dan dengan segera memtahkan inflasi yang mengharapkan kenaikan sebanyak 0.9 persen.