Denyut nadi perekonomian China menunjukkan kestabilan, dengan penjualan retail pada bulan Juni serta produksi industri yang dilaporkan membaik. Angka pertumbuhan ekonomi (GDP) pada kuartal kedua juga dilaporkan lebih tinggi dibanding ekspektasi.
Angka GDP China mencapai 7.0 persen dalam basis tahunan pada kuartal kedua ini, sedikit lebih tinggi diatas prediksi Reuters 6.9 persen. Output industri untuk bulan Juni meningkat hingga 6.8 persen (tahun-ke-tahun), lebih tinggi dari polling yang dilakukan oleh Reuters yang memperkirakan angka 6.0 persen. Sementara itu, penjualan retail bulan lalu menanjak ke 10.6 persen, dibandingkan dengan prediksi 10.2 persen.
Dampak Pelonggaran Moneter
Biro Statistik China yang melaporkan data-data tersebut mengaitkan stabilisasi yang terjadi dengan langkah kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah baru-baru ini. Seperti yang tertulis dalam rilisnya versi Bahasa Inggris, "Vitalitas perkembangan ekonomi sedang menguat. Namun, kita harus menyadari bahwa kondisi ekonomi domestik dan mancanegara masih membingungkan, pemulihan ekonomi global masih lambat dan berbelit-belit. Di samping itu, pondasi stabilisasi perekonomian China masih membutuhkan konsolidasi yang lebih jauh."
Perekonomian Tiongkok ini diketahui menunjukkan data beragam dalam beberapa waktu belakangan ini. Data yang dirilis bulan lalu misalnya, menunjukkan bahwa angka PMI manufaktur resmi berada pada level 50.2 pada bulan Juni, tidak berubah daripada bulan sebelumnya. Angka indeks tersebut hanya sedikit lebih tinggi dari ambang level 50, level yang memisahkan ekspansi dengan kontraksi. Angka PMI HSBC final China jutsru masih tercatat kontraksi di angka 49.4 pada bulan Juni, namun masih lebih tinggi di atas 49.2 pada bulan Mei.