EUR/USD 1.087   |   USD/JPY 155.630   |   GBP/USD 1.270   |   AUD/USD 0.669   |   Gold 2,414.02/oz   |   Silver 31.70/oz   |   Wall Street 40,003.59   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,317.24   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   Para buyer GBP/USD jika area support 1.2630 berhasil bertahan, 2 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USD mode koreksi setelah kenaikan, 2 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan kenaikan, rintangan berikutnya terlihat di area 169.40, 2 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USD turun mendekati level 1.0850, area support lebih lanjut pada EMA-9, 2 hari, #Forex Teknikal   |   PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) telah memutuskan untuk membagikan dividen final sebesar sebesar Rp540 miliar, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menyampaikan jadwal pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp6.45 triliun dengan cum date tanggal 27 Mei 2024, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT Lautan Luas Tbk. (LTLS) akan membagikan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp35 per saham pada 13 Juni 2024, 2 hari, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,320, sementara Nasdaq 100 mendatar di 18,653 pada pukul 19:36 ET (23:36 GMT). Dow Jones datar di 40,017, 2 hari, #Saham AS

Non Farm Payroll AS Dibawah Estimasi, Greenback Bergerak Liar

Penulis

Data Non Farm Payroll selama Agustus yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS melambat dengan hanya mencatatkan pertumbuhan sebanyak 151k dimana berada dibawah estimasi ekonom melalui jajak pendapat Reuters yang memprediksikan NFP akan turun ke angka 180k.

Berita fundamental hari Jumat (2/9) datang dari laporan pertumbuhan lapangan kerja AS bulan Agustus yang mengecewakan pelaku pasar. Greenback langsung melanjutkan pelemahannya terhadap berbagai major currency pada menit menit awal rilis NFP seperti yang terpantau pada sesi New York malam ini.

Non Farm Payroll AS Dibawah Estimasi, Greenback

Data Non Farm Payroll selama Agustus yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS melambat dengan hanya mencatatkan pertumbuhan sebanyak 151k dimana berada dibawah estimasi ekonom melalui jajak pendapat Reuters yang memprediksikan NFP akan turun ke angka 180k. Sementara itu pertumbuhan lapangan kerja bulan Juli lalu direvisi naik dari 255k menjadi 275k.

Pasca rilis data NFP yang cukup mengecewakan tersebut, dollar AS langsung kehilangan tenaga versus berbagai major currency. Greenback seolah gagal memangkas pelemahannya yang sudah terjadi sejak hari kamis lalu setelah laporan Manufacturing PMI AS yang berkontraksi berada di teritory kontraksi terburuk sejak bulan februari 2016 lalu.

 

Kepastian Rate Hike September Pun Semakin Pudar

Pertumbuhan lapangan kerja AS bulan Agustus menunjukan trend pelemahan cukup tajam setelah bertengger di atas 250k selama dua bulan beruntun yakni pada bulan Juni dan Juli. Perolehan NFP bulan Agustus hanya lebih baik dari bulan Mei yang kala itu hanya tumbuh 38k.

Selain NFP, juga dirilis data upah pekerja per jam yang melambat dan hanya membukukan kenaikan 0.1 persen saja pada bulan Agustus, lebih rendah jika dibandingkan bulan Juli yang sempat tumbuh 0.3 persen.

Rentetan data ekonomi AS yang rilis sepanjang minggu ini belum sepenuhnya sesuai dengan pernyataan Janet Yellen di Wyoming pekan lalu. Tampaknya pelaku pasar kembali gamang dan kian tidak menentu mengenai kepastian rate hike The Fed yang digadang gadangkan akan terjadi pada bulan September ini.

Kebingungan investor tersebut tergambar jelas dari pergerakan dollar pada pukul 20:07 WIB yang naik turun secara tajam. Pair EUR/USD yang awalnya sempat menguat menyentuh level high harian 1.1252 namun langsung berbalik menjauhi level high daily dan kini diperdagangkan pada harga 1.1196. Sementara itu pada pair GBP/USD masih mencatatkan penguatannya dan berada di level 1.3335.

Sebagian besar Investor menyakini bahwa laporan pertumbuhan NFP yang rilis malam ini berpotensi memudarkan spekulasi kenaikan suku bunga acuan The Fed bulan September sehingga lebih memilih melepas Greenback dan kembali ke aset safe heaven.

271733
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.