Seputarforex.com - Para anggota FOMC mengungkapkan kekhawatiran terkait kemungkinan resesi AS yang semakin meningkat, dikarenakan perlambatan ekonomi global dan konflik dagang AS-China yang masih berlangsung. Simpulan tersebut terangkum dalam notulen FOMC yang dirilis pada Kamis (10/Oktober) dini hari.
Pada pertemuan kebijakan 17-18 September silam, diketahui bahwa 7 dari 17 anggota FOMC setuju melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 2.0%. Langkah tersebut digambarkan oleh Presiden The Fed Jerome Powell sebagai kebijakan untuk menjaga perekonomian AS tetap kuat dalam menghadapi risiko-risiko dari luar. Dalam pidato terbarunya, Powell mengutarakan rencana ekspansi neraca The Fed, meski tidak mengkonfirmasinya sebagai langkah Quantitative Easing.
Anggota The Fed Lebih Fokus Pada Peluang Resesi
Menurut para pejabat The Fed, "model statistik yang dirancang untuk mengukur kemungkinan terjadinya resesi" telah menunjukkan bahwa peluang resesi semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Hasil notulen itu akhirnya membuat anggota komite bersatu untuk lebih fokus mengantisipasi potensi resesi, dan mengesampingkan perbedaan pendapat yang terjadi terkait kebijakan Rate Cut.
Diketahui sebelumnya, data tingkat pengangguran (Unemployment Rate) AS yang dirilis pada (04/Oktober), menunjukkan rekor terendah dalam setengah abad, yakni di angka 3.5%. Selain itu, data pengeluaran konsumen AS juga dapat dikatakan stabil. Namun nyatanya, dampak tensi dagang AS-China telah memberikan pengaruh kuat terhadap perekonomian AS, sebagaimana terlihat dari lemahnya manufaktur dan ekspor AS.
Faktor-faktor itu dinilai dapat meningkatkan perlambatan perekonomian, yang mungkin juga akan membebani konsumsi serta prospek ekonomi secara keseluruhan.
Kurs Dolar AS Di Zona Merah
Dolar AS mengalami pelemahan sejalan dengan rilisnya notulen FOMC 17-18 September ini. Saat berita ini ditulis, nilai tukar Dolar AS terhadap Yen turun tipis -0.02% di level 107.45. Sebelumnya, harga sempat terdepresiasi hingga mengancam level psikologis 107.00.
Tidak hanya terhadap Yen, Dolar AS juga melemah di hadapan mata uang mayor lainnya, seperti terhadap Pounds (-0.18%), Dolar Kanada (-0.10%), Euro (-0.15%), dan Dolar Australia (-0.33%).