Sentimen bisnis Jepang dilaporkan berada dalam kondisi yang stabil dalam tiga bulan terakhir hingga Desember, di hari Senin (14/12) pagi ini. Hasil survei yang juga menjadi bahan pengamatan bank sentral dalam memutuskan kebijakan ini, menjadi penawar bagi kekhawatiran yang timbul akibat ketidakpastian ekonomi global, serta dapat mempengaruhi kesiapan sebuah perusahaan untuk menyusun anggaran.
Kondisi Bisnis Jepang Masih Baik
Indeks manufaktur Tankan untuk perusahaan-perusahaan di Jepang stabil di angka plus 12 untuk kuartal empat, sedangkan indeks perusahaan non manufaktur terbenam satu poin ke plus 18 dari sebelumnya di plus 19. Angka positif dalam indeks Tankan mengindikasikan bahwa sebagian besar perusahaan di negara Matahari Terbit masih memproyeksikan kondisi bisnis yang lebih baik. Selain itu, mereka juga masih mantap terhadap rencana belanja modal hingga Maret 2016.
Hal ini merupakan lampu hijau bagi PM Shinzo Abe untuk berusaha mendorong perusahaan-perusahaan di Jepang agar menginvestasikan profit mereka lebih banyak lagi. Perusahaan-perusahaan besar diperkirakan akan meningkatkan capital expenditure sebanyak 10.8 persen dalam tahun fiskal ini.
"Sejumlah pabrik kemungkinan akan menunda rencana belanja modal mereka sehubungan dengan refleksi perlambatan di China dan negara-negara berkembang lainnya. Akan tetapi, secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan tersebut masih mempertahankan rencana anggaran mereka yang cenderung bullish," demikian penjelasan salah seorang anggota BOJ yang dikutip oleh Reuters.
Sebagai informasi, pada hari Sabtu kemarin China merilis data mengenai produksi industri untuk bulan November yang naik 6.2 persen dalam basis tahunan, dengan output pertumbuhan industri yang berperforma lebih baik dibandingkan ekspektasi. Setelah laporan ini, USD/JPY diperdagangkan pada 120.86, menurun 0.10 persen setelah data tersebut diumumkan.