Seputarforex - Harga minyak dunia naik tipis pada perdagangan Asia hari Selasa (18/Juli). Minyak Brent tercatat menguat 0.22 persen pada kisaran $78.65 per barel, sementara WTI Oil berada di kisaran $74.29 per barel. Keduanya sama-sama berusaha pulih dari penurunan tajam di 2 sesi perdagangan sebelumnya.
Kurs dolar AS yang merosot tajam hingga mencapai rekor terendah 15 bulan baru-baru ini membantu membatasi penurunan harga minyak lebih jauh. Selain itu, ekspektasi akan tambahan stimulus masif dari pemerintah China juga mendukung prospek bullish.
Menurut laporan media setempat, People's Bank of China (PBoC) akan memangkas persyaratan cadangan perbankan pada kuartal ketiga mendatang. Pemerintah China juga memperpanjang keringanan pajak untuk pembelian kendaraan listrik hingga tahun 2027. Hal ini dilakukan untuk membuka likuiditas agar berdampak positif pada perekonomian.
Namun, sejumlah pakar berpendapat bahwa stimulus ekonomi China masih diperlukan di lebih banyak sektor. "Untuk melawan rintangan yang menghambat pertumbuhan, kami mengekspektasikan stimulus yang lebih tertarget dalam beberapa bulan ke depan, utamanya di sektor fiskal, properti, dan konsumsi," ujar analis Goldman Sachs.
Membaiknya kondisi ekonomi China dapat mendongkrak permintaan minyak global karena peran negara tersebut sebagai salah satu konsumen energi terbesar di dunia.
Produksi OPEC Masih Suportif, Permintaan Minyak AS Mengkhawatirkan
Terlepas dari kebijakan China dan kondisi Dolar, minyak juga mendapat dukungan dari kebijakan produksi OPEC+ dalam melakukan penyesuaian output. Belum lama ini, Arab Saudi telah memperpanjang pemotongan produksi hingga Agustus, sementara Rusia berencana mengurangi ekspor minyak mulai bulan depan.
Perhatian pelaku pasar selanjutnya akan tertuju pada laporan persediaan minyak mentah AS dari American Petroleum Institute (API) dan Energy Information Administration (EIA). Data minggu lalu menunjukkan adanya penurunan konsumsi bensin; kondisi yang tidak biasa terjadi selama musim panas. Hal itu rupanya disebabkan oleh cuaca ekstrem yang mengakibatkan kebakaran hutan dan bencana alam lain seperti banjir, angka perjalanan dengan kendaraan cenderung menurun.