EUR/USD 1.075   |   USD/JPY 154.900   |   GBP/USD 1.250   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,315.04/oz   |   Silver 27.58/oz   |   Wall Street 38,884.26   |   Nasdaq 16,332.56   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 62,334.82   |   Ethereum 3,006.58   |   Litecoin 80.82   |   PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam akan melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dengan agenda pembagian dividen, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) mengalami kenaikan 13% ke level Rp125 setelah IPO pada hari ini (8/Mei), 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Elon Musk mengusulkan untuk menguji paket bantuan pengemudi canggih Tesla (NASDAQ: TSLA) di Cina dengan menerapkannya di robotaxis, selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut, 1 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 stabil di 5,214, sementara Nasdaq 100 datar di 18,205 pada pukul 19:15 ET (23:15 WIB). Dow Jones berada di kisaran 39,022, 1 jam lalu, #Saham AS

25 Atau 50 Basis Poin? Proyeksi Fed Rate Cut Terus Jadi Sorotan

Penulis

Dalam rapat tanggal 30-31 Juli kelak, apakah Federal Reserve bakal memotong suku bunga sebesar 25 atau 50 basis poin? Spekulasi itu memengaruhi kurs Dolar AS kini.

Indeks Dolar AS (DXY) melanjutkan pelemahannya pada sesi Asia hari Jumat ini (12/Juli), setelah kembali dihantam oleh komentar dovish Ketua Fed Jerome Powell pada sesi New York. Saat berita ditulis, DXY telah mencetak level terendah pada level 96.89. Para analis menilai kalau spekulasi seputar Fed Rate Cut masih akan terus menjadi sorotan pasar, khususnya mengenai apakah Federal Reserve bakal memotong suku bunga sebesar 25 atau 50 basis poin dalam rapat kebijakan tanggal 30-31 Juli mendatang.

DXY DailyGrafik DXY Daily via Tradingview

Pada hari Kamis, pengaruh bearish testimoni Powell sempat diredam oleh unggulnya data inflasi dan klaim pengangguran mingguan Amerika Serikat hingga DXY membentuk formasi candle doji dalam timeframe harian. Laju inflasi konsumen AS bulan Juni 2019 mengalami kenaikan hingga melebihi ekspektasi, sedangkan laporan klaim pengangguran mengisyaratkan kondisi pasar tenaga kerja yang tetap solid. Keduanya nyata berlawanan dengan pernyataan Powell yang mengeluhkan lemahnya inflasi dan ancaman perang dagang terhadap perekonomian.

Saat ini, pelaku pasar masih yakin kalau Federal Reserve bakal memangkas suku bunga sedikitnya sebesar 25 basis poin pada akhir bulan. Namun, ada pula kemungkinan Fed memangkas 50 basis poin yang dipicu oleh pernyataan Powell, meski hal ini ditepis secara tidak langsung oleh data ekonomi AS terbaru.

"Dolar bangkit lagi (pada sesi New York) karena CPI Amerika Serikat yang kuat membuat pasar mempertanyakan pandangan Fed mengenai harga-harga dan apakah inflasi benar-benar lemah seperti yang mereka proyeksikan," ungkap Takuya Kanda dari Gaitame.com Research Institute, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

Lanjutnya, "Ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin telah meningkat setelah komentar Powell, tetapi menurun lagi karena CPI. Hingga rapat Fed akhir bulan ini, prospek pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin akan terus pasang surut di setiap rilis data mayor."

Masafumi Yamamoto dari Mizuho Securities juga menyatakan, komentar dari Presiden Fed Chicago Charles Evans pada hari Jumat ini, serta Pidato Presiden Fed New York John Williams pada hari Senin akan memberikan peluang untuk mengukur lagi seberapa dovish arah kebijakan bank sentral AS itu. Apabila para pejabat Fed lain tak se-dovish Powell, dan jika hasil survei Manufaktur Fed New York (rilis Senin) ternyata lebih baik ketimbang ekspektasi, maka pelemahan Dolar akibat testimoni Powell di Kongres itu bisa jadi berlebihan.

289213
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.