EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,120.77   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 46 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 46 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 47 menit lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 54 menit lalu, #Saham AS

AUD/USD Tumbang Meski Pengangguran Menurun

Penulis

Walaupun tingkat pengangguran turun ke level terendah 12 tahun, pasar lebih mengkhawatirkan lockdown di sejumlah wilayah Australia. AUD/USD pun tertekan.

Seputarforex - Dolar Australia merosot satu persen ke level terendah 10 bulan terhadap Dolar AS. Meskipun data ketenagakerjaan Australia yang dirilis pada Kamis (19/Agustus) pagi tadi terbilang positif, sejumlah wilayah di Australia harus lockdown karena kenaikan kasus COVID-19. Para trader pun menggunakan alasan tersebut untuk sell-off AUD/USD.

Saat berita ini ditulis, AUD/USD merosot 1.03% ke 0.7160, level terendah sejak bulan November. Selain karena kondisi dalam negeri Australia, Aussie juga terbebani oleh Dolar AS yang terus menguat.

audusd

Para pelaku pasar menilai bahwa dampak lockdown di Australia sudah tampak pada angka ketenagakerjaan bulan Juli. Walaupun tingkat pengangguran Australia turun ke level terendah 12 tahun di 4.6 persen, tetapi hal itu adalah karena terhentinya aktivitas orang-orang yang sedang mencari kerja akibat lockdown. Jadi, penurunan kali ini bukan karena banyaknya pengangguran yang terserap ke lapangan kerja.

Belinda Allen dari CBA berkomentar bahwa pencapaian data ketenagakerjaan kali ini lebih dikarenakan oleh berkurangnya kemampuan orang untuk bekerja. "Imbas lockdown yang kami ekspektasikan adalah terjadinya kontraksi ketenagakerjaan sebanyak 300,000 pada bulan Agustus dan September. Sedangkan Tingkat Pengangguran akan mencapai 5.6 persen dalam beberapa bulan ke depan," ungkap Allen.

Memburuknya sektor ketenagakerjaan akan menjadi pukulan keras bagi outlook pertumbuhan upah Australia yang pada saat ini sudah mengecewakan. Oleh karena itu, pasar pun memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga Bank Sentral Australia (RBA) akan diundur hingga 2023.

Dari segi teknikal, Richard Franulovich dari Westpac mengatakan bahwa kondisi Dolar Australia yang sebelumnya sudah suram, kini menjadi semakin suram setelah menembus level MA 200 di 0.7224. Target bear berikutnya adalah di level Low Oktober dan November pada kisaran 0.6990.

Jumlah kasus COVID tampaknya akan naik lagi beberapa hari ke depan, mengingat tingginya kasus yang belum terdata. New South Wales bahkan melaporkan 681 kasus baru dalam satu hari. Dengan lockdown di Melbourne dan Canberra yang belum menunjukkan tanda-tanda dapat diakhiri dalam waktu dekat, Franulovich memperkirakan bahwa risiko ekstensi penurunan AUD/USD ke 0.70 ikut meningkat.

Download Seputarforex App

296250
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.