EUR/USD 1.073   |   USD/JPY 153.150   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,304.39/oz   |   Silver 26.78/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,120.69   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 6 jam lalu, #Saham AS

China Devaluasi Yuan Tiga Hari Berturut-Turut

Penulis

China, untuk ketiga kalinya, memotong nilai mata uang Yuan tiga hari berturut-turut terhadap Dolar AS hingga Kamis (13/08) hari ini. Kebijakan devaluasi Yuan pada pekan ini terbilang mengejutkan, dan seketika mengguncang pasar finansial. Bank Sentral China (PBoC) memasang nilai tengah Yuan di kisaran 6.4010 terhadap 1 Dolar AS.

China, untuk ketiga kalinya, memotong nilai mata uang Yuan tiga hari berturut-turut terhadap Dolar AS hingga Kamis (13/08) hari ini. Kebijakan devaluasi Yuan pada pekan ini terbilang mengejutkan dan seketika mengguncang pasar finansial. Bank Sentral China (PBoC) memasang nilai tengah Yuan di kisaran 6.4010 terhadap 1 Dolar AS. China Foreign Exchange Trade System mengatakan, penurunan hari ini mencapai 1.11 persen dibandingkan dengan kemarin, saat Yuan masih senilai 6.3306.

yuan
Nilai Yuan pada hari ini lebih rendah dibandingkan dengan penutupan pada hari Rabu kemarin, dan terjadi setelah China memutuskan untuk mengadopsi metode market-oriented dalam mengkalkulasi nilai tukarnya. Perubahan tersebut dipandang oleh masyarakat sebagai tindak devaluasi.

Tidak Ada Basis Depresiasi

Pemangkasan nilai Yuan oleh PBoC ini menggemparkan pasar finansial dan dikhawatirkan akan memantik api "currency war" alias perang mata uang karena negara-negara lain bisa jadi akan merasa terdorong untuk turut menurunkan nilai mata uang mereka demi menggenjot daya saing. Selain itu, hal ini memunculkan pertanyaan tentang kesehatan ekonomi terbesar kedua di dunia ini, yang diketahui sedang dilanda perlambatan laju pertumbuhan.

Untuk meredam kekalutan pasar akibat kebijakannya, PBOC menyatakan bahwa tidak ada basis bagi depresiasi mata uang Yuan lebih jauh, mengingat masih kuatnya fundamental ekonomi China, demikian dikutip oleh Reuters pada hari ini. Keoptimisan PBOC tersebut terbukti dari perdagangan yang masih menunjukkan surplus dan mereka juga mengatakan akan memonitor aliran dana keluar negeri yang "abnormal".

Kemarin PBOC memang menyebutkan bahwa devaluasi ini hanya sebuah one-off depreciation (depresiasi sekali waktu saja), namun menurut salah seorang nara sumber terpercaya yang diwawancarai oleh Reuters, ada kemungkinan pemerintah China akan terus menekan Yuan dengan persentase pelemahan hampir 10 persen.

242689
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.