Seputarforex - Di sesi perdagangan Senin malam ini (15/Februari), optimisme terhadap proses kesepakatan stimulus fiskal AS sebesar $1.9 triliun membangkitkan sentimen risk on. USD/JPY naik 0.39 persen ke 105.32, menghapus penurunan tajam 1 persen di pekan lalu.
Partai Demokrat AS masih memproses proposal bantuan virus corona yang mencakup pembayaran bantuan tunai langsung, perpanjangan program tunjangan ekstra untuk pengangguran, dan bantuan kepada keluarga dengan anak-anak. Pasar optimis stimulus masif ini akan diteken, terlebih karena Menkeu AS Janet Yellen telah menyuarakan dukungannya.
Peningkatan minat risiko pun terefleksi dalam ekuitas. Indeks-indeks Eropa meningkat, begitu pula dengan saham-saham Jepang yang melonjak ke level tinggi 30 tahun meski sebagian pasar Asia masih libur dalam rangka Imlek.
Sementara itu, safe haven Yen mengalami aksi jual lebih parah daripada Dolar AS sekalipun GDP Jepang dilaporkan lebih tinggi daripada ekspektasi. Menurut analisis Kenny Fisher dari Marketpulse, para investor lebih memilih ekuitas dan US Treasury ketimbang Yen walaupun pertumbuhan ekonomi Jepang dilaporkan positif. Pasalnya, outlook keseluruhan ekonomi Jepang dinilai masih suram, khususnya sektor manufaktur yang masih terkontraksi.
Dolar AS Loyo Versus Mata Uang Lain
Walaupun naik cukup meyakinkan terhadap Yen, pergerakan Dolar AS hari ini cenderung melemah jika dibandingkan dengan mata uang mayor lain. Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan di 90.32, turun 0.11 persen dari harga pembukaan harian.
Adapun Poundsterling menjadi mata uang berkinerja terbaik terhadap Dolar AS malam ini. GBP/USD menyentuh $1.39 untuk pertama kalinya sejak tiga tahun terakhir. Sementara itu, AUD/USD menguat ke level tertinggi tiga pekan di kisaran 0.7783. Para analis di MUFG mengatakan bahwa Dolar AS dapat melemah lebih jauh lagi apabila optimisme pasar saat ini terus bertahan dalam jangka panjang.