EUR/USD 1.078   |   USD/JPY 155.830   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.661   |   Gold 2,359.97/oz   |   Silver 28.51/oz   |   Wall Street 39,512.84   |   Nasdaq 16,340.87   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 60,793.71   |   Ethereum 2,911.60   |   Litecoin 81.35   |   Ekonomi Inggris kembali mengalami pertumbuhan di kuartal pertama, 2 hari, #Forex Fundamental   |   USD/CHF tetap lemah di dekat level 0.9050 di tengah sentimen dovish The Fed, 2 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/GBP bertahan di bawah level 0.8600 setelah data PDB Inggris, 2 hari, #Forex Teknikal   |   PDB awal Inggris berekspansi 0.6% QoQ di kuartal pertama versus ekspektasi 0.4%, 2 hari, #Forex Fundamental   |   Produsen Semen Merah Putih PT Cemindo Gemilang Tbk. (CMNT) menilai permintaan semen mulai meningkat pada Mei 2024, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Entitas Grup PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Energia Prima Nusantara membidik penambahan kapasitas listrik menjadi 156 MWp, 2 hari, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,244, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,235 pada pukul 19.45 ET (23.45 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 39,592, 2 hari, #Saham AS   |   Apple (NASDAQ:AAPL) meminta maaf setelah sebuah iklan untuk model iPad Pro terbarunya memicu kritik dengan menampilkan animasi alat musik dan simbol-simbol kreativitas lainnya yang dihancurkan, 2 hari, #Saham AS

Euro Tersokong Sikap Hawkish Bank Sentral yang Kontroversial

Penulis

Nilai tukar euro menguat berkat pengumuman kebijakan bank sentral Eropa (ECB). Namun, sejumlah analis punya pendapat berbeda.

Seputarforex - Nilai tukar euro memperoleh sokongan anyar dari pengumuman kebijakan bank sentral Eropa (ECB) kemarin. EUR/USD terkoreksi, tetapi mempertahankan kedudukannya dalam rentang tertinggi sejak Juni. EUR/GBP bahkan melesat sampai level tertinggi dalam empat pekan terakhir. Saat berita ditulis pada sesi Asia hari Jumat (16/Desember), kedua pasangan mata uang masing-masing beredar pada kisaran 1.0640-an dan 0.8720-an.

EURUSD DailyGrafik EUR/USD Daily via TradingView

ECB kemarin mengumumkan kenaikan suku bunga sebanyak 50 basis poin lagi --selaras dengan ekspektasi konsensus--, serta berencana untuk memulai penjualan obligasi (Quantitative Tightening) mulai Maret 2023. ECB juga mengungkap niat untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut dalam laju yang sama karena proyeksi inflasi tetap tinggi selama beberapa waktu mendatang.

ECB kini memperkirakan inflasi Zona Euro mencapai rata-rata 8.4 persen pada tahun 2022, kemudian hanya turun sampai 6.3 persen pada tahun 2023. Padahal, proyeksi ECB sebelumnya memperkirakan inflasi rata-rata "cuma" mencapai 8.1 persen pada 2022 dan 5.5 persen pada 2023.

ECB menyatakan, "Dewan Gubernur memutuskan untuk menaikkan suku bunga hari ini, dan memperkirakan akan menaikkannya lebih lanjut secara signifikan, karena inflasi tetap terlalu tinggi dan diperkirakan akan bertahan terlalu lama di atas target."

Presiden ECB Christine Lagarde semakin mempertegas bias hawkish dalam konferensi pers yang diadakan seusai pengumuman tersebut. Ia mengatakan "sudah jelas" harus memperkirakan kenaikan suku bunga 50 bps selama periode waktu tertentu, kendati ia tak menjelaskan berapa lama waktu yang dimaksud.

Menariknya, ECB mematok perkiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih optimistis meski inflasi dan suku bunga tetap tinggi. Proyeksi pertumbuhan Zona Euro terbaru berada pada 0.5% untuk 2023 dan 1.9% untuk 2024. Dengan kata lain, ECB mensinyalir perekonomian hanya akan melambat dengan tajam dan bukannya terjerumus ke dalam resesi berkepanjangan.

Pasar bereaksi positif terhadap serangkaian pengumuman ECB, sehingga euro menguat terhadap sebagian besar mata uang lain di pasar forex. Namun, sejumlah analis menilai ECB kelewat optimistis.

"Ini lebih optimistis daripada prakiraan pertumbuhan kami," kata Carsten Brzeski, Kepala Makro Global di ING Bank, "Meski prospek pertumbuhan masih relatif optimistis, risiko meningkat bahwa ECB mendorong ekonomi Zona Euro lebih jauh ke dalam resesi dengan setiap kenaikan suku bunga baru."

Vitor Constâncio, mantan Wakil Presiden ECB, mengkritisi sikap hawkish bank sentral dengan menyebutnya "kabar buruk bagi prospek Kawasan Euro". Ia menilai keputusan ECB mengarah pada kebijakan yang hawkish secara berlebihan, sehingga dapat memperburuk resesi mendatang.

Robin Brooks, Kepala Ekonom IIF, mengingatkan pula, "(Kenaikan suku bunga terus-menerus) ini tak bisa menjadi tujuan ECB. Putin mengobarkan perang energi yang mendorong inflasi. Jangan sampai kita menaikkan (suku bunga) terus seiring dengan (inflasi) itu."

Download Seputarforex App

298701
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.