EUR/USD 1.077   |   USD/JPY 153.410   |   GBP/USD 1.255   |   AUD/USD 0.662   |   Gold 2,309.44/oz   |   Silver 27.29/oz   |   Wall Street 38,675.68   |   Nasdaq 16,156.33   |   IDX 7,164.58   |   Bitcoin 64,031.13   |   Ethereum 3,137.25   |   Litecoin 81.38   |   Edwin Soeryadjaya diam-diam kembali beli saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) sebesar 2.05 juta lembar, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. (JTPE) mencatatkan pertumbuhan pesanan pembuatan E-KTP pada kuartal I/2024 hingga 13.5 juta unit, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Nusantara Gemilang Tbk. (CGAS) membukukan pendapatan sebesar Rp130.41 miliar pada kuartal I/2024, naik 34.95%, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.2% menjadi 5,162, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,019 pada pukul 19:18 ET (23:18 GMT). Dow Jones naik 0.2% menjadi 38,897, 5 jam lalu, #Saham AS

FOMC Pertahankan Suku Bunga, Dolar AS Terseret Turun

Penulis

EUR/USD terus naik di atas 1.14 mencapai level tertingginya dalam bulan September, setelah FOMC mempertahankan tingkat suku bunganya tetap mendekati nilai nol sebagai hasil dari rapat selama dua hari.

EUR/USD terus naik di atas 1.14, mencapai level tertingginya dalam bulan September, setelah FOMC the Fed mempertahankan tingkat suku bunganya tetap mendekati nilai nol sebagai hasil dari rapat selama dua hari. Pair tersebut berayun antara 1.1285 hingga 1.1441 sebelum ditutup pada 1.1432, atau naik 1.27 persen meneruskan penguatan saat rilis Buletin Ekonomi ECB kemarin.

FOMC Janet Yellen

Euro terakhir kali diperdagangkan di atas 1.14 terhadap Dolar AS pada 25 Agustus silam, satu hari setelah melonjak lebih dari dua persen di tengah aksi jual besar-besaran di pasar finansial global. Saat ini EUR/USD telah naik hampir 3 persen selama satu bulan terakhir. EUR/USD menemui supportnya pada 1.1130 dan mengubah titik resisten pada 1.1713.

Mengutip dampak negatif dari pelemahan ekonomi global terhadap inflasi AS, FOMC pada 17 September 2015 memutuskan untuk tetap menjaga suku bunganya pada level diantara nol dan 0.25 persen. Hampir satu dekade telah berlalu sejak Bank Sentral AS terakhir kali menaikkan suku bunga jangka pendek. "Keadaan perekonomian global dan perkembangan keuangan akhir-akhir ini agak menahan kegiatan ekonomi dan cenderung memberikan tekanan ke bawah lebih lanjut kepada inflasi dalam waktu dekat," dalam pernyataan FOMC dikutip dari Investing.

Pimpinan the Fed Janet Yellen menyatakan bahwa Bank Sentral Amerika akan mulai melakukan normalisasi kebijakan moneter ketika terlihat "peningkatan lebih lanjut di pasar tenaga kerja" dan setelah "cukup yakin" bahwa inflasi bergerak menuju target 2 persen. Yellen juga menambahkan turun drastisnya harga impor dan energi harus berhenti dalam waktu dekat sehingga inflasi jangka panjang bisa kembali bergerak menemui targetnya.

The Fed juga menurunkan proyeksi inflasi median pada pertemuan tersebut menjadi 0.3 persen hingga akhir 2015, dan juga mengurangi ekspektasi inflasi akhir tahun ke 1.7 persen. Saat ini the Fed memprediksi target inflasi tak akan menyentuh level dua persen hingga 2018 nanti.

The Fed juga menurunkan proyeksi Fed Funds Rate ke 0.4 persen hingga akhir tahun nanti, dari sebelumnya sebesar 0.6 persen. Proyeksi untuk tahun 2016 dan 2017 juga turun menjadi 1.7 dan 1.9 persen, menunjukkan pengurangan 0.1 persen pada masing-masing tahun. Sebagai tambahan, empat anggota the Fed berpendapat suku bunga tak akan naik hingga akhir 2015. Ini berarti pandangan dovish bertambah dua orang dibanding Juni lalu. Sedangkan salah satu anggota FOMC, Jeffrey Lacker, merekomendasikan kenaikan suku bunga 0.25 persen basis poin pada pertemuan tersebut.

Indeks Dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, jatuh pada level terendah tiga minggu ke 94.48 sebelum ditutup pada 94.56 atau anjlok lebih dari satu persen. Kenaikan suku bunga oleh The Fed diperkirakan akan meningkatkan nilai dolar, karena investor asing berharap untuk memanfaatkan hasil yang lebih tinggi. Namun nyatanya masih belum terjadi hingga saat ini.

246943
Penulis

M Septian mulai berkecimpung di dunia forex sejak 2015. Setelah itu, menyelami berbagai instrumen trading dan berlanjut menjadi jurnalis yang meliput seputar forex dan komoditas di Seputarforex mulai 2016.