EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 156.530   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,336.52/oz   |   Silver 27.24/oz   |   Wall Street 38,262.07   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,036.08   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   USD/CHF menguat di atas level 0.9100, menjelang data PCE As, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Ueda, BoJ: Kondisi keuangan yang mudah akan dipertahankan untuk saat ini, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD tetap menguat di sekitar level 0.5950 karena meningkatnya minat risiko, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan reli di atas level 167.50 menyusul keputusan suku bunga BoJ, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 15 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 15 jam lalu, #Saham AS

Harga Bahan Baku Mahal, PMI Manufaktur China Melambat

Penulis

Perlambatan aktivitas manufaktur China dipicu oleh kenaikan harga komoditas dan kemacetan pasokan yang berorientasi ekspor. Namun, sektor jasa masih melaju seiring dengan keberhasilan China mengendalikan pandemi.

Seputarforex - Pada hari Senin (31/Mei), Biro Statistik Nasional China mempublikasikan data PMI Manufaktur yang melambat dari 51.1 menjadi 51.0 di bulan Mei. Kendati sedikit tertekan, data aktivitas manufaktur tersebut masih berada di jalur ekspansi (di atas level 50.0).

Harga Bahan Baku Mahal, PMI Manufaktur

Perlambatan ekspansi manufaktur disebabkan oleh semakin mahalnya harga bahan baku yang menyebabkan kenaikan biaya produksi. Harga bahan baku seperti bijih besi, tembaga, dan batu bara melonjak karena permintaan global setelah kemerosotan ekonomi tahun lalu akibat pandemi. Disamping itu, kemacetan pasokan masih membayangi produksi industri terutama pada perusahaan kecil dan perusahaan yang berorientasi ekspor.

Dalam rincian data PMI Manufaktur China pagi ini, sub-indeks biaya bahan baku naik dari 66.9 menjadi 72.8. Sementara itu, sub-indeks pesanan ekspor turun dari 50.4 menjadi 48.3, diikuti dengan sub-indeks perusahaan kecil yang merosot dari 50.8 menjadi 48.8.

 

Harga Komoditas Jadi Sorotan, PMI Jasa Masih Tangguh

Secara keseluruhan, lonjakan harga komoditas dalam beberapa bulan terakhir menjadi pukulan telak bagi industri China. Pasalnya, kenaikan harga komoditas mentah akan mengerek biaya produksi dan pada akhirnya akan meningkatkan harga bahan jadi. Kondisi ini tentu saja berimbas pada menurunnya permintaan terhadap barang-barang yang harganya semakin mahal.

Pemerintah China telah berulang kali menyatakan keprihatinan terhadap kenaikan harga komoditas dalam beberapa waktu terakhir. Mereka mendukung upaya pengawasan dan tindakan tegas terhadap spekulan komoditas yang berpotensi merugikan perekonomian China.

Terlepas dari isu kenaikan harga komoditas yang membebani ajtivitas manufaktur, sektor jasa China bulan Mei dilaporkan meningkat dari 54.9 ke 55.2. Ini semakin memperpanjang rekor kenaikan beruntun dalam 15 bulan terakhir. Keberhasilan China dalam mengendalikan penyebaran pandemi virus Corona dan menekan angka penduduk yang terinfeksi, sukses mendorong banyak orang untuk keluar dari rumah dan mengunjugi fasilitas publik. Hal inilah yang mendasari semakin pulihnya sektor jasa China.

Download Seputarforex App

295803
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.