Seputarforex - Pada hari Senin (18/Oktober), Biro Statistik New Zealand merilis data inflasi yang meningkat dari 3.3 persen menjadi 4.9 persen secara tahunan (Year-over-Year) pada kuartal ketiga. Angka ini berhasil melampaui ekspektasi ekonom yang memprediksi kenaikan sebesar 4.1 persen saja.
Hasil positif data inflasi New Zealand sebagian besar disebabkan oleh kenaikan pada sektor perumahan dan utilitas rumah tangga sebesar 6.0 persen. Selain itu, biaya kepemilikan rumah yang naik 12 persen berimbas pada biaya sewa di beberapa kota besar New Zealand; secara regional, harga sewa rumah naik 1.0 persen di Wellington, 0.7 persen di Canterbury, dan 0.3 persen di Auckland.
Disamping sektor perumahan, biaya makanan juga mengalami kenaikan moderat sebesar 2.7 persen pada kuartal ketiga. Peningkatan harga makanan sebagian besar didorong oleh harga sayuran yang melonjak hingga 19 persen. Biaya makanan cepat saji dan restoran juga mengalami kenaikan sebesar 4.5 persen.
Sementara itu, reli harga komoditas energi dunia dalam beberapa waktu terakhir turut berdampak terhadap inflasi New Zealand. Kondisi ini tercermin dari sektor transportasi yang mengalami kenaikan 4.2 persen karena dipengaruhi oleh peningkatan harga bensin sebesar 6.5 persen. Biaya penerbangan bahkan melesat hingga 66 persen.
Dolar New Zealand Sempat Melonjak
Secara umum, rilis data inflasi New Zealand pagi ini sangat positif karena semakin meningkatkan prospek kenaikan suku bunga RBNZ. Hal ini tak pelak memicu kenaikan Dolar New Zealand terhadap Dolar AS hingga menembus level psikologis 0.7100. Namun, penguatan ini tak bertahan lama. Saat berita ini ditulis, pair NZD/USD sudah terkoreksi dan diperdagangkan pada kisaran 0.7075. Jika diukur dari level Open harian, Dolar New Zealand kini hanya menguat 0.06 persen versus USD.