Seputarforex - Dolar Australia menyusuri rekor tertinggi enam bulannya terhadap dolar AS pada 0.6835 dalam perdagangan sesi Asia hari Rabu (27/Desember). AUD/USD hampir pasti mengakhiri 2023 pada kurs yang sangat dekat dengan harga pembukaan awal tahunnya. Bagaimana dengan prospek kurs dolar Australia tahun 2024?
Konsensus analis mengantisipasi perbaikan dalam tren pertumbuhan global dan sentimen investor pada tahun 2024, seiring dengan maraknya pemangkasan suku bunga di kalangan bank sentral utama. Perekonomian China, khususnya, bakal tetap tangguh berkat berbagai stimulus yang diluncurkan oleh pemerintahnya. Situasi seperti itu biasanya mencederai dolar AS sekaligus mengerek nilai aset-aset investasi yang bersifat siklikal — termasuk dolar Australia.
"Sentimen risiko positif pada tahun 2024 akan mendukung AUD dan NZD," kata Mahjabeen Zaman, analis di ANZ, "Sentimen risiko global positif saat kami memantau tahun 2024, dengan inflasi global yang moderat dan pelonggaran bank sentral global. Sentimen ini berdampak pada aset-aset berisiko, dan AUD, sebagai mata uang yang berbeta tinggi, akan diuntungkan."
Zaman juga juga berpendapat bahwa proyeksi kebijakan Reserve Bank of Australia (RBA) tahun depan bakal menyokong kurs AUD/USD yang lebih kuat. Alasannya, pemangkasan suku bunga RBA kemungkinan baru akan dimulai pada akhir tahun 2024.
Pasar saat ini memperkirakan The Fed, ECB, dan BoE bakal memangkas suku bunga mulai kuartal kedua atau ketiga. Dengan demikian, arus beli para carry trader berpotensi masuk ke Dolar Australia.
ANZ memproyeksikan AUD/USD beredar pada 0.68 per akhir Maret, 0.69 per akhir Juni, 0.70 per akhir September, dan 0.70 pada akhir tahun 2024. Sedangkan TD Securities memperkirakan AUD/USD mencapai 0.66 per akhir kuartal I/2024, 0.68 per akhir kuartal II/2024, 0.69 per akhir kuartal III/2024, kemudian menutup tahun pada 0.72.
Segelintir analis memiliki pendapat berbeda. Danske Bank mencanangkan "short AUD/USD" sebagai "FX Top Trades 2024" dengan prediksi jatuh ke 0.64 per akhir Maret, 0.63 per akhir Juni, dan 0.62 pada akhir tahun 2024. Alasannya, harga komoditas dan perekonomian Australia ke depan memiliki momentum yang lemah.
