EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.67/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,079.03   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 5 jam lalu, #Saham AS

Krisis Turki Menopang EUR/USD Di Tengah Lambannya Vaksinasi

Penulis

Euro masih terbebani oleh buruknya outlook ekonomi lantaran program vaksinasi yang tersendat-sendat. Tetapi, EUR/USD diuntungkan sementara oleh krisis Turki.

Seputarforex - Euro berupaya mengerem pelemahannya versus USD pada kisaran 1.1900-an dalam perdagangan hari ini (22/Maret). Euro masih terbebani oleh buruknya outlook ekonomi lantaran program vaksinasi yang tersendat-sendat di benua Eropa, tetapi EUR/USD diuntungkan sementara oleh suksesi kepemimpinan bank sentral Turki (Central Bank of the Republic of Turkey/CBRT).

EURUSD DailyGrafik EUR/USD Daily via Tradingview.com

 

Krisis Turki

Pada akhir pekan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan memecat Naci Ağbal dari jabatannya sebagai Gubernur CBRT. Keputusan tersebut menempatkan Turki dalam perhatian pasar lagi.

Naci Ağbal telah berkontribusi besar dalam merehabilitasi kebijakan moneter Turki serta memulihkan perekonomian dari krisis inflasi tinggi dan kemerosotan kurs Lira. Di bawah kepemimpinannya, CBRT berhasil mendorong USD/TRY dan EUR/TRY turun sampai nyaris 20 persen. Namun, Ağbal pekan lalu menaikkan suku bunga dari 17% menjadi 19% -diduga tanpa izin Erdoğan-. Kenaikan bunga itu lah yang kemungkinan membuatnya dilengserkan.

Sahap Kavcioglu, mantan anggota parlemen dari partai yang berkuasa, ditunjuk untuk menggantikan Ağbal sebagai Gubernur CBRT yang baru. Ia telah sering menuliskan artikel yang mengkritisi perubahan kebijakan moneter di bawah Ağbal (yang telah terbukti berhasil mendorong penguatan Lira). Alhasil, penunjukan Kavcioglu gagal meraih simpati pelaku pasar.

"Presiden Erdogan belum menyetujui langkah (kenaikan suku bunga) tersebut, dan karenanya menyingkirkan Naci Ağbal dari kantornya dengan dekrit presiden pada Sabtu pagi (20 Maret)," kata Cristian Maggio dari TD Securities, "Kami ragu Kavcioglu akan bertahan lama pada jabatannya jika Lira mengalami kemerosotan lagi -sebuah skenario yang sangat mungkin terjadi ke depan."

EUR/TRY langsung melonjak sekitar 15% dari kisaran 8.6000-an sampai kisaran tertinggi 10.0000-an saat pembukaan pasar hari ini, sebelum termoderasi ke kisaran 9.4300-an pada awal sesi Eropa. USD/TRY meroket sama tingginya, naik dari 7.2000-an sampai lebih dari 8.2000 dan kini berada pada kisaran 7.8000-an.

Kemerosotan Lira Turki cenderung menguntungkan bagi USD dan EUR. Para trader yang sebelumnya membeli Lira untuk mendapatkan keuntungan carry trade versus mata uang berbunga rendah seperti Euro, Franc Swiss, dan Yen Jepang, kemungkinan langsung menjualnya di tengah kepanikan menyusul pemecatan Ağbal. Berdasarkan mekanisme pasar, sebagian penjualan Lira tersebut pertama-tama akan diuangkan menjadi USD, baru kemudian ditukarkan kembali ke Euro, Yen, atau Franc Swiss. Oleh karena itu, aksi jual Lira berpotensi mendorong penguatan EUR/USD sejenak dalam pekan ini.

"Kami takkan memandang bullish pada TRY selama Erdogan masih menjalankan bank sentral, dan gejolak TRY yang baru merupakan isu yang lebih besar bagi EUR daripada USD," kata Martin Enlund, kepala strategi FX di Nordea Markets, "(Tapi) kami tetap memasang posisi short EUR versus rekannya yang lebih cerdas dalam vaksinasi seperti AS dan Inggris."

 

Ancaman Gelombang Ketiga COVID-19

Beberapa negara Eropa telah mencabut suspensi distribusi vaksin AstraZeneca, serta menyatakan bahwa vaksin tersebut tak berhubungan dengan kasus pembekuan darah yang dirumorkan media massa. Tapi keputusan ini tak lantas berarti program vaksinasi Eropa langsung berjalan lancar.

Uni Eropa lagi-lagi mengancam akan memblokir ekspor vaksin AstraZeneca ke kawasan lain, termasuk Inggris, jika perusahaan belum memenuhi pesanan negara anggota Uni Eropa. Padahal, langkah yang diharapkan dapat mengatasi kekurangan vaksin dalam kawasan Uni Eropa itu justru berpotensi jadi bumerang.

Selain menghadapi beragam kendala dalam program vaksinasinya, benua Eropa juga terancam mengalami gelombang ketiga COVID-19. Situasi ini menempatkan Euro pada posisi lebih lemah ketimbang mata uang mayor lain. Dalam sepekan ke depan, pelaku pasar akan menyoroti pidato sejumlah pejabat teras bank sentral AS dan Eropa untuk mengetahui respons mereka terhadap situasi ekonomi dan krisis COVID-19 terkini.

"Penanganan Eropa atas krisis COVID-19 tampak sekali membebani EUR. Gelombang ketiga kini tampak seperti realita bagi Prancis, Belanda, dan Italia, memicu lockdown baru dan menunda hari di mana Eropa dapat memainkan perannya dalam pemulihan global," kata Chris Turner dari ING.

Download Seputarforex App

295418
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.


Maria
Baru tahu kalau ada krisis di Turki