EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 153.520   |   GBP/USD 1.259   |   AUD/USD 0.663   |   Gold 2,314.15/oz   |   Silver 27.47/oz   |   Wall Street 38,884.26   |   Nasdaq 16,349.25   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 63,161.95   |   Ethereum 3,062.73   |   Litecoin 80.79   |   USD/JPY naik ke dekat 154.00 di tengah membaiknya dolar As, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD: Pembeli Pound Sterling ragu-ragu karena level kunci masih kokoh, 14 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Pound Sterling kembali melemah saat fokusnya bergeser ke keputusan kebijakan moneter BoE, 14 jam lalu, #Forex Fundamental   |   RBA mempertahankan pengaturan kebijakan, pasar mencermati komentar para gubernur bank sentral, 14 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT Indika Energy Tbk. (INDY) menetapkan dividen tunai sebesar $30 juta atau sekitar Rp480 miliar, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel naik 3.6% ke level Rp575 per unit, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Remala Abadi Tbk. (DATA) naik 34.04% atau nyaris menyentuh ARA usai resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada hari ini, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil di 5,205, sementara Nasdaq 100 turun sedikit menjadi 18,184 pada pukul 19:33 ET (23:33 WIB). Dow Jones datar di 38,991, 20 jam lalu, #Saham AS

Pejabat The Fed: Rate Belum Tentu Naik Empat Kali Di 2016

Penulis

Meskipun 'dot plot' pada rapat FOMC Desember mengindikasikan kenaikan Fed rate empat kali lagi pada tahun 2016, tetapi pandangan para pejabat tinggi Federal Reserve masih beragam. Hal ini nampak dalam komentar terbaru Presiden Fed Dallas dan Atlanta.

Meskipun 'dot plot' pada rapat FOMC Desember mengindikasikan kenaikan Fed rate empat kali lagi pada tahun 2016, tetapi pandangan para pejabat tinggi Federal Reserve masih beragam. Komentar dari Presiden FED Dallas baru, Robert Kaplan, dan Presiden FED Atlanta, Dennis Lockhart, menunjukkan ketidak-kompakan tersebut.

ilustrasi

Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam nyaris satu dekade pada Desember lalu, mengakhiri periode kebijakan suku bunga super rendah yang sebelumnya dijalankan dalam rangka merespon krisis finansial 2007/2009. Investor kini memusatkan perhatian pada kapan kenaikan suku bunga berikutnya dilakukan, dengan banyak ekonom memprediksi langkah itu akan diambil the Fed pada bulan Maret mendatang. Dasarnya adalah median forecast FOMC Desember yang menandakan akan ada empat kenaikan Fed rate pada 2016.

Namun, Robert Kaplan dan Dennis Lockhart berbeda pendapat mengenai apakah ada cukup data untuk mendukung kenaikan bunga di bulan Maret tersebut.

Kerisauan akan perlambatan ekonomi di China pada Agustus 2015 telah memaksa the Fed untuk mengundurkan kenaikan suku bunga dari September ke Desember. Awal tahun ini, pasar finansial global lagi-lagi digoncang oleh ambrolnya pasar saham China, penurunan Yuan, dan intervensi besar-besaran otoritas China. Atas pertimbangan ini, Kaplan yang sejak September menggantikan Richard W Fisher sebagai presiden Fed Dallas, menilai kondisi ekonomi perlu dievaluasi lagi.

Katanya, "Kita mengalami hal (semacam) ini pada Agustus dan September, kita menunggu, kita memantau, kita biarkan peristiwa-peristiwa terjadi (tanpa menaikkan suku bunga), yang mana (itu) adalah cara yang tepat menanganinya, dan kita pada akhirnya melihat bahwa kondisi ekonomi dasar tetap utuh dan lancar... Tak ada pengganti 'waktu' dalam menilai data ekonomi yang terungkap."

Lebih lanjut, Kaplan tidak yakin akan ada cukup data ekonomi sebelum rapat kebijakan the Fed berikutnya akhir Januari ini untuk menjustifikasi kenaikan suku bunga saat itu, tetapi "antara sekarang dan Maret, saya kira akan ada (data yang mendukung)."

Pendapat Kaplan tersebut agak berbeda dengan pandangan Presiden Fed Atlanta yang disampaikan di kesempatan berbeda. Menurut Lockhart, hingga Maret pun bisa jadi tidak akan ada cukup data yang mendukung kenaikan suku bunga.

Lockhart merupakan anggota FOMC 2015, namun baik ia maupun Kaplan, keduanya tidak termasuk voting member dalam FOMC 2016. Kebijakan FOMC merotasi voting member setiap tahun membuat pergeseran anggota-anggota dovish dan hawkish. Anggota FOMC 2015 yang dovish, salah satunya Lockhart, digantikan oleh jajaran baru yang cenderung hawkish, seperti presiden Fed St Louis James Bullard dan presiden Fed Kansas City Esther George.

258073
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.