Seputarforex - Pada hari Selasa (04/Januari), kantor Kabinet Jepang merilis data PMI Manufaktur Final bulan Desember yang bertengger pada level 54.3, melambat dari level bulan sebelumnya di 54.5. Sektor industri dan bisnis Jepang dalam beberapa bulan terakhir memang diuntungkan oleh meredanya pandemi COVID yang mendorong pulihnya aktivitas ekonomi. Akan tetapi, masalah rantai pasokan dan harga bahan baku membayangi outlook manufaktur Jepang.
Secara garis besar, permintaan konsumen terpantau positif. "Pasar domestik didukung oleh pemulihan bertahap dari dampak pandemi yang sempat memukul mundur sektor manufaktur Jepang pada kuartal III/2021," kata Usamah Bhatti, ekonom IHS Markit dalam sebuah catatan.
Pemulihan pasokan suku cadang sebenarnya sukses membantu mengurangi dampak lonjakan harga bahan baku dan kemacetan rantai perdagangan global yang sudah terjadi sejak 2020. Namun demikian, pesanan produk otomotif dan kendaraan bermotor Jepang dari luar negeri masih lemah. Hal ini sehubungan dengan peningkatan tajam kasus COVID di beberapa negara tujuan ekspor Jepang seperti Korea Selatan, AS, dan Eropa.
Ekonom melihat bahwa kondisi yang dihadapi produsen Jepang selama kuartal terakhir tahun lalu merupakan salah satu kinerja terburuk sejak survei PMI Manufaktur diadakan. "Meskipun masih optimis, produsen Jepang saat ini masih mewaspadai dampak lanjutan dari pandemi dan gangguan rantai pasokan global yang telah mendorong kepercayaan produsen merosot ke level terendah sejak Agustus 2021," kata Bhatti.
USD/JPY Lanjutkan Kenaikan
Pasca rilis data PMI Manufaktur Jepang pagi ini, pergerakan mata uang Yen terpantau melemah terhadap Dolar AS. Pair USD/JPY berada pada kisaran 115.35, menguat 0.04 persen secara harian. Secara teknikal, Dolar AS saat ini berada di jalur penguatan lima sesi berturut-turut. Imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi dan meredanya sentimen risk off menjadikan dolar AS lebih menarik di mata investor.