Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi, Kamis (02/Juni) malam kemarin memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunga menjelang peluncuran program pembelian obligasi perusahaan pekan depan, tepatnya pada tanggal 8 Juni, di samping inflasi Zona Euro yang juga masih sangat rendah. Selain itu, dari konferensi pers ECB yang digelar di Wina tersebut, ada beberapa hal lagi yang dapat disimpulkan:
1. Perkiraan Inflasi
Dengan harga minyak yang naik secara sognifikan dalam beberap bulan terakhir, para investor mengekspektasikan ekonom ECB akan menaikkan perkiraan inflasi mereka. Mereka memang sudah melakukannya, tetapi, seminimum mungkin. Sehingga saat ini, proyeksi CPI akan naik 0.2 persen tahun ini, dibandingkan dengan 0.1 persen pada bulan Maret. Para ekonom memprediksikan perkiraan inflasi untuk tahun 2017 dan 2018 masing-masing pada 1.3 persen dan 1.6 persen. Intinya, angka inflasi masih di bawah target 2 persen.
2. Absennya Tekanan
Draghi menggarisbawahi, lemahnya perkiraan inflasi tersebut adalah karena harga yang kemungkinan akan terus jatuh dalam beberapa bulan ke depan, dan tampaknya baru akan ada kenaikan di tengah tahun kedua ini sehubungan dengan kenaikan harga minyak. Menanggapi tekanan inflasi yang masih lemah, Draghi mengatakan, "Kami masih belum melihat tekanan yang substansial pada upah dan mekanisme pengaturan harga, dengan kemungkinan pengecualian dari Jerman."
3. Wait and See
Akan tetapi, Draghi menolak untuk memberikan komitmen tertentu terhadap kemungkinan adanya stimulus lebih jauh dengan mengatakan bahwa kebijakan pada bulan Maret lalu saja belum sepenuhnya diimplementasikan dan belum tampak efeknya. "Saat ini, kami harus fokus pada implementasi, pada efek dari langkah yang telah kami ambil," kata Draghi
4. Brexit: Inggris Lebih Baik Tetap Bersama UE
Para ekonom ECB juga menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi mereka untuk tahun ini menjadi 1.6 persen dari 1.4 persen. Draghi menambahkan bahwa referendum Inggris untuk memutuskan tetap tinggal ataukah keluar dari keanggotaaan Uni Eropa (Brexit) pada tanggal 23 Juni nanti adalah salah satu risiko untuk perkiraan tersebut.
"Inggris dan Zona Euro 'bersimbiosis mutualisme'," tutur Draghi. "Inggris Seharusnya tetap bersama UE karena UE mendapat manfaat dari kehadiran Inggris, dan kami yakin, Inggris pun mendapatkan manfaat juga," Meski demikian, Draghi mengatakan ECB tetap akan siap menghadapi apapun hasil referendum nanti.
EUR/USD Merosot Pasca Kebijakan ECB
Kendati kebijakan ECB tersebut telah sesuai dengan ekspektasi, Euro merosot pasca konferensi pers ECB sebanyak 0.35 persen menuju level 1.1147, dari sebelumnya di level tertinggi satu minggu terhadap Dolar AS. Pada hari Jumat (03/Juni) pagi ini, EUR/USD masih bergerak flat di angka 1.1153, sedangkan EUR/JPY di angka 121.451, dari 121.31 pasca konferensi pers ECB.