EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,115.99   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 2 jam lalu, #Saham AS

Prospek Pemulihan Ekonomi Meredup, Harga Minyak Terjungkal

Penulis

Pelemahan harga minyak sudah terjadi sejak kemarin dan berlanjut pada sesi Asia hari ini. Penurunan permintaan bahan bakar AS dalam sepekan terakhir menjadi pemicu.

Seputarforex - Harga minyak mentah mengalami penurunan cukup signifikan, ditekan oleh meredupnya prospek pemulihan ekonomi AS yang mengakibatkan penurunan permintaan bahan bakar di negara tersebut. Saat berita ini ditulis pada sesi Asia hari Kamis (03/September), harga minyak Brent berada di kisaran $43.99 per barel, berupaya pulih dari kemerosotan hari sebelumnya yang mencapai 3.10 persen.

Harga minyak terjungkal

Sementara itu, harga minyak WTI (West Texas Intermediate) saat ini diperdagangkan pada harga $41.44, masih terjebak di kisaran rendah setelah kemarin anjlok hingga 3.26 persen. Kendati mengalami penurunan, bias Brent dan WTI dalam jangka panjang masih bertahan di area tinggi.

 

Pemulihan Ekonomi AS Tersendat, Pemintaan Bahan Bakar Terhambat

Kemerosotan harga minyak pada sesi perdagangan kemarin tidak terlepas dari berbagai faktor, salah satunya permintaan bahan bakar domestik AS yang lebih rendah dari ekspektasi. Menurut laporan terbaru dari Badan Energi AS (EIA), permintaan bensin AS turun menjadi 8.87 juta barrel per hari (bph) dalam sepekan terakhir, merosot cukup signifikan dari angka 9.16 juta bph pada pekan sebelumnya.

Kondisi ini seolah menegaskan bahwa aktivitas ekonomi AS menemui hambatan di tengah kekhawatiran gelombang kedua COVID-19. Para investor pun khawatir jika pemulihan ekonomi AS dari pandemi akan lebih lambat dari ekspektasi awal.

Hal ini cukup disayangkan, mengingat optimisme di pasar minyak sebelum ini sempat dilambungkan oleh kabar turunnya persediaan minyak mentah AS sebanyak 9.4 juta barel pada pekan lalu, jauh lebih banyak dibandingkan forecast untuk penurunan sebanyak 1.9 juta barel.

"Pasar mencoba mengabaikan data (merosotnya persediaan minyak AS) tersebut sebagai faktor yang disebabkan oleh badai… Meskipun badai tropis telah membesar-besarkan angka persediaan minyak, namun nyatanya penjualan merosot," kata Phil Flynn, analis senior Price Futures Group di Chicago.

Laporan data ketenagakerjaan ADP tadi malam yang berada jauh di bawah ekspektasi ikut membebani harga minyak mentah. Pasalnya, kondisi ini semakin menggarisbawahi pemulihan ekonomi AS yang berjalan lebih lambat dari harapan.

Download Seputarforex App

294164
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.