EUR/USD 1.075   |   USD/JPY 154.900   |   GBP/USD 1.250   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,317.98/oz   |   Silver 27.56/oz   |   Wall Street 38,884.26   |   Nasdaq 16,332.56   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 62,334.82   |   Ethereum 3,006.58   |   Litecoin 80.82   |   PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam akan melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dengan agenda pembagian dividen, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) mengalami kenaikan 13% ke level Rp125 setelah IPO pada hari ini (8/Mei), 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Elon Musk mengusulkan untuk menguji paket bantuan pengemudi canggih Tesla (NASDAQ: TSLA) di Cina dengan menerapkannya di robotaxis, selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut, 6 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 stabil di 5,214, sementara Nasdaq 100 datar di 18,205 pada pukul 19:15 ET (23:15 WIB). Dow Jones berada di kisaran 39,022, 6 jam lalu, #Saham AS

Reli USD/JPY Terancam Intervensi Jepang Dekat 145

Penulis

Jepang tahun lalu turun tangan untuk intervensi mata uang yen saat USD/JPY mencapai lebih dari 145. Akankah kebijakan tersebut diturunkan lagi?

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) melemah dalam perdagangan awal pekan ini, tetapi dolar AS terus melanjutkan relinya terhadap yen Jepang. Kurs USD/JPY telah mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir di kisaran 144.00 pada sesi New York hari Selasa (27/Juni). Namun, sejumlah analis mengingatkan bahwa reli USD/JPY ke depan menghadapi sejumlah tantangan besar.

USDJPY Daily

Tahun lalu, Jepang turun tangan mengintervensi pasar valas ketika kurs yen melemah sampai lebih dari 145 terhadap dolar AS. Yen kemudian menguat perlahan hingga USD/JPY jatuh ke kisaran 130 pada awal tahun ini. Namun, sikap Bank Sentral Jepang (BoJ) yang sangat dovish telah mengakibatkan selisih yield obligasi Jepang dibanding obligasi AS melebar kembali. Situasi tersebut mendorong reli USD/JPY sampai rentangnya saat ini.

Seiring dengan semakin dekatnya USD/JPY ke ambang 145, pelaku pasar makin mewaspadai kemungkinan intervensi Jepang lagi. Kekhawatiran kian menguat menyusul pernyataan seorang pejabat top Jepang tadi pagi.

Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki, mengungkapkan, "Kami akan memantau pergerakan pasar uang secara cermat dengan rasa urgensi yang kuat dan akan merespons dengan tepat jika pergerakan tersebut menjadi berlebihan."

Mayoritas analis sepakat bahwa USD/JPY memiliki ruang reli bullish yang terbatas, tetapi ada pendapat berbeda-beda mengenai faktor apa yang akan memicu reversal ke depan. Sebagian berpendapat Jepang akan mengintervensi lagi saat kurs USD/JPY melampaui 145 dalam waktu dekat.

"Jika data besar keluar dari AS dalam beberapa pekan ke depan (dan) dolar-yen melonjak ke atas 145, maka saya pikir BoJ akan turun tangan, atau mengancam untuk turun tangan," kata Francesco Pesole, pakar strategi mata uang ING.

Sejumlah analis lain menilai pergerakan USD/JPY akan berbalik arah ketika BoJ mulai mengubah kebijakannya. Pasalnya, mereka meyakini data inflasi Jepang yang tinggi akan mendesak BoJ untuk menghapus kebijakan YCC atau menormalisasi suku bunga.

"Para trader mungkin benar bahwa peluang intervensi FX langsung (oleh BoJ) itu rendah, suatu hal yang terlihat dalam pengukuran volatilitas yang rendah untuk yen," papar Marios Hadjikyriacos, Analis Investasi Senior di XM.com, "Tapi prospek perubahan (kebijakan) BoJ bulan depan telah menjadi makin realistis, karena inflasi inti (Jepang) di atas 4%, dan pasar sepertinya mengabaikan risiko ini, dilihat dari lambatnya pergerakan yield Jepang. Dalam konteks ini, data inflasi dari Tokyo pada hari Jumat akan krusial untuk pasangan-pasangan cross Yen, karena dapat memicu reality check."

Download Seputarforex App

299517
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.