EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 156.530   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,336.52/oz   |   Silver 27.24/oz   |   Wall Street 38,262.07   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,036.08   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   USD/CHF menguat di atas level 0.9100, menjelang data PCE As, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Ueda, BoJ: Kondisi keuangan yang mudah akan dipertahankan untuk saat ini, 10 jam lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD tetap menguat di sekitar level 0.5950 karena meningkatnya minat risiko, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan reli di atas level 167.50 menyusul keputusan suku bunga BoJ, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 16 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 16 jam lalu, #Saham AS

Rupiah Semakin Tertekan Kisruh Hasil Pemilu

Penulis

Rupiah melemah signifikan hingga menembus Rp14,515 pasca bentrok antara aparat keamanan dan demonstran yang menolak hasil Pemilu 2019.

Seputarforex.com - Nilai tukar Rupiah melemah signifikan terhadap Dolar AS pada Rabu siang ini (22/Mei). Berdasarkan grafik TradingView pukul 15.00 WIB, kurs Rupiah turun dari level penutupan kemarin, dari kisaran Rp14,475 ke Rp14,515 per USD. Sementara menurut grafik Bloomberg, Rupiah juga melemah dari Rp14,480 ke Rp14,515.

rupiah hari ini

 

Dipicu Kisruh Hasil Pemilu 2019

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim, mengatakan bahwa sentimen dalam negeri menjadi pemicu utama melemahnya kurs Rupiah hari ini. Sejak kemarin telah terjadi aksi penolakan atas hasil Pemilu 2019 yang memenangkan pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin.

Akibatnya, bentrok antara aparat keamanan dan demonstran pun tidak terhindarkan. Massa mulai membakar asrama milik Brigade Mobil (Brimob), juga merusak bangunan dan sejumlah kendaraan. Menurut Ibrahim, kerusuhan ini berimbas pada para pelaku pasar yang lebih memilih untuk meninggalkan pasar Indonesia. Rupiah pun semakin terdepresiasi.

"Saat ini, Rupiah sudah di level Rp14,500 per Dolar AS, artinya untuk mencapai Rp15,000 per Dolar AS sangat gampang kalau kondisi dalam negeri tidak kondusif," tutur Ibrahim, dilansir dari Market[dot]Bisnis.

 

Menko Perekonomian: Pelemahan Rupiah Hanya Sementara

Meski terlihat suram, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, meyakini bahwa kondisi pelemahan Rupiah yang terjadi sejak pembukaan pagi tadi hanya akan berlangsung sementara. Hal ini selaras dengan proyeksi kurs Rupiah pasca pemilu 2019, yang memperkirakan jika dampak pemilu tidak akan signifikan dalam jangka panjang. Darmin juga mengutarakan bahwa dampak aksi demonstrasi hari ini tidak akan berdampak signifikan terhadap kondisi investasi di dalam negeri.

"Ya itu namanya euforia pasar. Pasar itu suka sentimental saja. Kalau hanya begitu ya tidak terlalu besar, ya paling orang kemudian lihat-lihat soal investasi," ujar Darmin, dikutip dari CNN Indonesia.

Selain itu, Darmin juga mengklaim bahwa secara keseluruhan, kerusuhan yang terjadi saat ini masih bisa dikendalikan oleh aparat keamanan. Alhasil, efeknya juga tidak akan terlalu berdampak besar terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.

rupiah hari ini

 

Faktor Eksternal Juga Kurang Mendukung

Dari sisi eksternal, Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, menuturkan bahwa kecenderungan Rupiah melemah sudah tampak sejak meningkatnya tensi dagang AS-China. Selain itu, Dolar AS juga berpotensi menguat setelah Pimpinan The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa peluang pemangkasan suku bunga acuan pada tahun 2019 saat ini masih kecil. Menurutnya, pelaku pasar saat ini masih wait and see menantikan pengumuman Notulen Rapat Bank Sentral AS dan perkembangan negosiasi dagang AS-China.

288615
Penulis

Alumni Sastra Inggris yang sudah berkecimpung dalam dunia penulisan selama 8 tahun. Sudah mulai menulis sejak masih kuliah. Saat ini aktif sebagai penulis di seputarforex.com.