EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,120.48   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 55 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 56 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 57 menit lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 1 jam lalu, #Saham AS

Rupiah Stabil Di Tengah Isu Pelonggaran Lockdown

Penulis

Sentimen negatif dari dalam atau luar negeri masih belum membuat Rupiah bergerak banyak hari ini, justru cenderung stabil di level 14,700.

Seputarforex.com - Rupiah bergerak konsolidatif di sekitar harga 14,700 pada sesi perdagangan Kamis (28/Mei). Mengacu pada rilis Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar Rupiah hari ini dipatok pada harga 14,769, hampir tidak ada pergerakan dari sesi penutupan hari sebelumnya.

rupiah hari ini 28 mei 2020

Setelah libur hari raya beberapa hari lalu, Rupiah tidak menunjukkan pergerakan yang agresif. Terlihat sejak tanggal 26 Mei, Rupiah stabil di kisaran harga 14,700. Menurut beberapa analis, pelemahan sangat tipis hari ini diakibatkan dari sentimen negatif yang datang dari dalam ataupun luar negeri.

Dikutip dari Katadata, Bhima Yudhistira selaku peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengemukakan bahwa sentimen negatif dalam negeri datang dari sektor perbankan yang mencatatkan kenaikan rasio kredit macet atau Non-performing Loan (NPL). NPL berada di angka 2.89% pada April 2020, lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka NPL pada Desember 2019 yang hanya 2.5%. Menurutnya, kenaikan NPL ini merupakan pertanda bahwa jasa keuangan mulai menunjukkan kenaikan risiko.

Sedangkan dari luar negeri, sentimen negatif datang dari ketegangan antara AS dan Tiongkok terkait isu Hong Kong. Selain itu, investor juga memperhatikan soal pandemi virus corona yang menyebabkan kematian lebih dari 100,000 jiwa di AS, hal ini dipandang sebagai cerminan situasi dunia yang masih dalam tahap siaga.

 

Analis: Rupiah Masih Berpeluang Menguat

Meski Rupiah saat ini sedang melemah tipis, beberapa analisa justru optimis jika Rupiah masih berpotensi kembali menguat. Salah satunya adalah anggota tim riset dan edukasi PT. Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra.

Ia beranggapan bahwa penguatan rupiah akan sangat ditopang oleh sentimen positif setelah sejumlah negara mulai melakukan pelonggaran lockdown. Hal ini tentu menjadi kabar yang ditunggu-tunggu para investor. Untuk hari ini, Ariston memperkirakan Rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp14,650 per Dolar AS hingga Rp14.800 per Dolar AS.

"Pasar masih merespons positif potensi pertumbuhan ekonomi dengan bertambahnya rencana atau pelaksanaan pembukaan lockdown di negara-negara pandemi seperti di Jepang, Australia, Korea Selatan, AS, Eropa, China dan negara lainnya, termasuk Indonesia.. Sentimen positif ini masih bisa mendorong penguatan rupiah hari ini meski dalam pergerakan yang konsolidatif.." ujar Ariston.

Download Seputarforex App

292991
Penulis

Trading kripto sejak tahun 2015, sekarang telah menjadi seorang trader forex yang secara khusus menggunakan analisa teknikal untuk memproyeksikan pergerakan harga. Saat ini penulis bergabung dengan Seputarforex dan aktif menulis seputar konten-konten yang berkaitan dengan strategi trading, tips trading, money management, dan topik-topik terkait lainnya.