EUR/USD 1.088   |   USD/JPY 155.870   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.670   |   Gold 2,439.35/oz   |   Silver 32.03/oz   |   Wall Street 40,003.59   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,317.24   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 5 jam lalu, #Saham AS

Sektor Bisnis Eropa Apes, Euro Ngenes

Penulis

Aktivitas bisnis di Jerman dan Prancis mengalami kemunduran, sehingga menjadi pertanda buruk bagi euro menjelang jadwal rapat beberapa bank sentral utama pekan ini.

Seputarforex - Euro menjadi pecundang pada perdagangan awal pekan ini (24/Juli). Hasil survei Purchasing Managers' Index (PMI) preliminer bulan Juli 2023 menunjukkan terjadinya kemunduran lanjutan dalam aktivitas bisnis di beberapa negara utama Zona Euro, sehingga aksi jual melanda sang Single Currency. EUR/USD ambles sampai tembus ke bawah ambang 1.1100, EUR/JPY jatuh sekitar 0.75%, sementara EUR/GBP melandai sekitar 0.3%.

EURUSD Daily

Hasil survei PMI menunjukkan bahwa aktivitas bisnis sektor jasa dan manufaktur di Prancis mengalami kontraksi berkelanjutan, dengan semua skor berada di bawah ambang 50.0. Laporan PMI dari Jerman juga mengecewakan.

Skor PMI Jasa Jerman tercatat 52.0 atau masih berstatus ekspansif. Akan tetapi, angka tersebut lebih rendah daripada data periode sebelumnya maupun estimasi konsensus. Konsensus cuma memperkirakan kemunduran dari 54.1 menjadi 53.1.

Skor PMI Manufaktur Jerman bahkan lebih miris lagi. Semua subindeks mengalami kemunduran, sehingga skor total jatuh dari 40.6 menjadi 38.8. Padahal, konsensus sebelumnya mengharapkan perbaikan tipis sampai 41.0.

Data PMI untuk Zona Euro secara keseluruhan ikut memerah. Kabar tersebut menjadi gelagat buruk bagi euro menjelang jadwal rapat beberapa bank sentral utama pekan ini--Bank Sentral Eropa (ECB), Federal Reserve AS, dan Bank Sentral Jepang (BoJ).

Pelaku pasar masih berharap ECB bakal menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam rapat kebijakan hari Kamis. Akan tetapi, pasar lebih menyoroti apa yang akan disampaikan oleh bank sentral tentang prospek suku bunga pada bulan-bulan mendatang. Pernyataan beberapa petinggi ECB pekan lalu telah membuat pasar ragu kalau bunga bisa naik setinggi ekspektasi sebelumnya.

"Di ECB, tampaknya ada ketidakpastian yang berkembang tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya, bahkan anggota yang (biasanya) lebih hawkish tampak kurang berkomitmen penuh untuk menaikkan (suku bunga) lagi pada pembaruan (kebijakan) berikutnya di bulan September," kata Rhys Herbert, ekonom senior di Lloyds Commercial Banking, "Itu tampaknya sebagian mencerminkan kekhawatiran bahwa prospek pertumbuhan mungkin meredup setelah survei bisnis yang lebih lemah baru-baru ini. Juga ada sedikit kemajuan dalam (upaya ECB) mengurangi inflasi, meskipun inflasi inti masih tinggi."

Pernyataan The Fed dan BoJ pekan ini sama-sama berpotensi menjadi market mover, karena hasil akhirnya sukar diprediksi. Hasil rapat FOMC The Fed Juni 2023 mengungkap adanya peluang untuk dua kali kenaikan suku bunga lagi, tetapi data inflasi AS yang dirilis setelahnya malah merosot signifikan. Pasar mempertanyakan apakah The Fed bakal tetap bersikap hawkish dalam situasi seperti ini.

Para petinggi BoJ terus-menerus menegaskan keengganan mereka untuk mengubah kebijakan suku bunga super rendah dan pengendalian kurva yield (YCC). Pelaku pasar agaknya sudah menerima realita tersebut, sebagaimana terlihat dari depresiasi kurs yen selama beberapa bulan terakhir. Kendati demikian, sejumlah pakar berpendapat tingginya laju inflasi Jepang dapat memaksa BoJ untuk mulai menormalisasi kebijakan pada hari Jumat.

Download Seputarforex App

299591
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.