Seputarforex - Harga minyak mentah dunia menguat signifikan pada perdagangan awal pekan (01/Maret) karena semakin dekatnya prospek stimulus AS Biden untuk menanggulangi pandemi. Pada saat berita ini diturunkan, minyak Brent berada di kisaran $66.24 per barel, sementara harga minyak WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan pada kisaran $62.57 per barel.
Akhir pekan lalu, House of Representative (DPR) AS dikabarkan telah meloloskan paket bantuan stimulus yang diajukan pemerintahan Biden senilai $1.9 triliun. Partai Demokrat yang menguasai kursi House dengan mudah mengesahkan paket bantuan pandemi yang nantinya akan dibawa ke lantai Senat.
Sebelumnya, pelaku pasar masih skeptis dengan prospek RUU stimulus ini karena pertentangan dari kubu partai Republik. Namun, perlawanan itu diyakini tak lagi berarti mengingat partai Demokrat disebut-sebut akan merencanakan manuver legislatif untuk memungkinkan pengesahan RUU stimulus fiskal tanpa dukungan Partai Republik.
"Harga minyak pulih pagi ini sejalan dengan sebagian besar kenaikan aset berisiko (yang menunggangi) keberhasilan House dalam meloloskan RUU stimulus AS. Di samping itu, upaya bank sentral di banyak negara untuk terus berusaha mempertahankan kebijakan akomodatif ikut menopang minat risiko," ungkap Stephen Innes, kepala ahli strategi pasar global di Axi.
Didukung Proses Vaksinasi, Minyak Dibayangi Rapat OPEC+
Lonjakan harga minyak pagi ini juga didukung oleh kabar positif terkait vaksinasi. Proses implementasi vaksin virus Corona dikabarkan telah semakin meluas di banyak negara, sehingga meningkatkan optimisme akan bangkitnya kembali aktivitas ekonomi yang menaikkan permintaan terhadap komoditas energi seperti minyak.
Fokus investor berikutnya tertuju pada pertemuan negara-negara pengekspor minyak yang dikenal dengan sebutan OPEC+. Analis melihat, pertemuan yang berlangsung pekan ni dapat menghasilkan keputusan untuk menambah pasokan minyak.
"Lebih banyak pasokan perlu masuk ke pasar untuk memastikan OPEC+ memenuhi permintaan tambahan dan menjaga disiplin internal," kata Innes. Apabila skenario ini terjadi, maka pergerakan reli harga minyak yang telah terjadi dalam beberapa minggu terakhir akan terhambar.